Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yenny Wahid: Perbedaan Harus Jadi Alat Perekat

Kompas.com - 16/11/2016, 20:15 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, mengatakan bahwa peringatan Hari Toleransi Sedunia merupakan cara untuk mengingatkan bahwa perbedaan di Indonesia adalah sebuah rahmat.

Yenny menyampaikan hal itu dalam acara peringatan Hari Toleransi Sedunia di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta Timur, Rabu (16/11/2016).

"Perbedaan harus dijadikan alat perekat," kata Yenny.

Peringatan Hari Toleransi Sedunia di Kampus UNJ itu digelar dalam bentuk festival perdamaian dan toleransi (Peacetol). Yenny menyatakan, festival semacam ini bertujuan untuk memupuk dan menyebarkan pesan toleransi.

Indonesia, lanjut dia, harus bertahan sebagai bangsa yang toleran. Kesadaran itu yang dianggap Yenny akan membuat Indonesia mampu menghadapi tantangan.

"Sekarang ini dinamika tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di dunia ada sikap intoleransi yang menguat, salah satunya didorong oleh sosial media," ujar Putri sulung presiden keempat RI Abdurrahman Wahid tersebut.

Intoleransi yang muncul di media sosial, kata Yenny, karena informasi yang diserap tidak dikritisi dan dicek kebenarannya.

"Kemudian info itu disikapi dengan reaksi emosional. Di sisi lain ada isu ketimpangan ekonomi, kemudian ini memudahkan konflik," ucap Yenny.

Menurut Yenny, sulit membendung berkembangnya isu intoleransi di media sosial. Pembatasan akses di media sosial juga tak mungkin dilakukan karena bertabrakan dengan kebebasan.

"Mau dibatasi seperti apa. Mau menutup situs-situs nanti dianggap menghalangi kebebasan," ujar Yenny.

Kondisi ketimpangan ekonomi, ucap Yenny, adalah isu paling sensitif yang dapat mengganggu toleransi di Indonesia.

Dia berharap seluruh lapisan masyarakat mampu bersama membendung semua hal yang mengganggu toleransi di Indonesia.

"Seluruh lapisan masyarakat, tokoh agama, pendidik, bahkan pengusaha juga harus terlibat," ujar Yenny.

Pada perayaan Hari Toleransi Sedunia ini akan dihadiri sejumlah tokoh, perwakilan organisasi keagamaan, musisi dan artis, mahasiswa, serta tamu duta besar atau perwakilan dari negara sahabat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Sudirman Said Sebut Komunikasi dengan Banyak Partai soal Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus 'Like-Subscribe' Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus "Like-Subscribe" Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Megapolitan
Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di 'Dark Web', Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Megapolitan
Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Megapolitan
Potret Kondisi Tugu Selamat Datang  Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Potret Kondisi Tugu Selamat Datang Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Megapolitan
Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Megapolitan
Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Megapolitan
Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube Rugi Rp 800 Juta

[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube Rugi Rp 800 Juta

Megapolitan
Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com