Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ahok Galak Sudah pada Tahu, Ahok yang Lembut Enggak Banyak yang Tahu... "

Kompas.com - 26/11/2016, 11:12 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyinggung mengenai anggapan orang yang menyebut dia galak dan tegas.

Namun, kata dia, banyak yang belum tahu mengenai sisi lemah lembutnya.

"Ahok yang galak, tegas sudah pada tahu. Ahok yang lemah lembut enggak banyak yang tahu," ujar Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Sabtu (26/11/2016).

Ahok mengatakan itu kepada pendukungnya dari Forum Pemuda NTT di DKI Jakarta.

(Baca: Kepada Polisi, Penghadang Djarot Mengaku Tak Dibayar)

Menurut Ahok, dirinya dan Djarot kerap dihadang saat akan blusukan untuk menyampaikan visi dan misi ke masyarakat di Jakarta. 

Meski demikian, Ahok tidak ingin membalas para penghadangnya itu dengan kekerasan. Dia juga selalu mengingatkan pendukungnya untuk tidak merespons penghadangan dengan kekerasan.

Namun, sambung Ahok, bukan berarti dia diam menghadapi penghadangan yang terus menerus. Menurut dia, tim pemenangannya bertindak dengan melapor ke polisi.

(Baca: Tersangka Penghadang Kampanye Djarot di Kembangan adalah Penjual Bubur)

"Kita enggak ingin ada kekerasan. Tapi bukan berarti kita ini diam ditabok-tabok orang. Enggak juga gitu. Jadi kita juga harus mawas diri," ujar Ahok.

"Memang kami dimana-mana selalu dihadang. Tapi kita lapor polisi, itu bukan orang lokal itu," tambah Ahok.

(Baca: "Penghadangan Kampanye Sungguh Memalukan")

Kepada pendukunganya, Ahok juga menyampaikan program-programnya. Dia ingin Jakarta menjadi contoh penerapan jaminan kesehatan, pendidikan, transportasi, hingga urusan sembako.

Misalnya di bidang pendidikan, Ahok menyampaikan programnya memberi KJP hingga tingkat universitas.

Anak yang berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri akan dibiayai oleh Pemprov DKI sebanyak Rp 18 juta per tahun.

Kompas TV Djarot Diperiksa terkait Penghadangan Kampanye

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com