Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPD Bantah Sewakan Bus Transjakarta ke Parpol

Kompas.com - 05/12/2016, 18:56 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Direktur Utama Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) Pande Putu Yasa membantah pihaknya menyewakan bus Transjakarta ke partai politik dalam rangka aksi "Kita Indonesia" pada Minggu (4/12/2016).

Menurut Pande, penyewa bus tersebut adalah masyarakat sipil bernama Dwi Widianto.

"PPD tidak menyewakan bus ke partai politik. Masyarakat yang menyewa dengan tujuan untuk kebhinnekaan nusantara. Di luar ada tempelan parpol itu bukan dari PPD," kata Pande kepada Kompas.com, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (5/12/2016).

(Baca: Beredar Foto Bus Transjakarta dengan Stiker Nama Partai, Ini Kata Dirut Transjakarta)

Pande menjelaskan, Dwi menyewa total 60 bus langsung kepada pengurus pul di Ciputat, Tangerang Selatan.

Adapun pengajuan sewa itu baru diajukan pada Sabtu (3/12/2016), sehari sebelum aksi "Kita Nusantara" berlangsung.

"Dia langsung berhubungan dengan anak buah saya di Ciputat. Busnya itupun bukan bus transjakarta, tetapi bus Transjabodetabek yang kebetulan dalam pengoperasiannya sempat ada salah prosedur," tutur Pande.

Ketika ditanya lebih lanjut mengenai identitas Dwi, Pande mengaku tidak dapat menjelaskan secara rinci. Adapun waktu penyewaan 60 bus itu adalah selama sehari penuh, sehingga pada Minggu sore bus tersebut sudah kembali ke pul Ciputat.

Beredar di media sosial foto-foto bus Transjakarta yang ditempeli stiker bertuliskan "DPD Partai Nasdem".

Bus dalam foto-foto itu disebut digunakan untuk mengangkut warga menuju aksi "Kita Indonesia" di kawasan Jalan Sudirman dan MH Thamrin, Minggu (4/12/2016).

Menurut gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, bus Transjakarta tidak boleh disewakan untuk kegiatan politik.

"Harusnya Dirut (PT Transjakarta) secara profesional kasih sanksi (ke PPD)," kata Ahok di Rumah Lembang, Jakarta Pusat, Senin (5/12/2016).

(Baca: Ahok Sebut Harus Ada Sanksi untuk Operator yang Sewakan Bus Transjakarta ke Parpol)

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono sebelumnya menyebutkan bahwa pihaknya sedang mengumpulkan informasi dari PT Transjakarta terkait penyewaan bus tersebut.

Informasi yang dikumpulkan akan dijadikan pertimbangan untuk menentukan langkah selanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com