Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Bambang Widjojanto Jadi Jubir Anies-Sandi Bicara Korupsi dan Kemiskinan

Kompas.com - 08/12/2016, 17:46 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bambang Widjojanto, juru bicara pasangan calon nomor pemilihan tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno berbicara mengenai masalah korupsi. Hal itu ia sampaikan saat memberikan sambutan di kampanye Anies di rumah mantan Panglima TNI Djoko Santoso di Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur.

Bambang menyatakan, perilaku korupsi sekarang telah berkembang. Seseorang yang menebar janji namun mengkhianati janjinya, lanjut Bambang, merupakan perilaku koruptif.

"Korupsi sekarang berkembang, seorang yang telah berjanji tapi mengkhianati janjinya, itu tindakan koruptif," kata Bambang, di lokasi acara, Kamis (8/12/2016).

Bambang melanjutkan, dalam jabatan publik atau pejabat, telah diberi kewenangan untuk mensejahterakan rakyat. Jika tidak, maka pejabat itu dinilainya sudah berperilaku koruptif. Perbuatan koruptif menurutnya menyengsarakan rakyat.

Kehidupan rakyat menjadi susah dan menimbulkan masalah kemiskinan. Rakyat Jakarta, lanjut dia, banyak yang masih hidup dalam kemiskinan. Ia menyebut, gubernur sudah silih berganti, tapi masalah kemiskinan belum teratasi.

"Taukan masih ada 400 ribu orang miskin di Jakarta. Masih ada kesenjangan sosial yang selama dua tahun meningkat dari 0,41 menjadi 0,44," ujar Bambang. (Baca: Anies Bertemu Tokoh dan Warga Jakarta Timur di Rumah Mantan Panglima TNI)

Kesenjangan sosial yang meningkat sekarang, lanjut dia, karena pejabat hanya mengurusi masalah fisik dan infrastruktur. "Sebagian besar bukan untuk kemaslahatan," ujar Bambang.

Bambang menilai, dari 17 gubernur yang pernah menjabat di DKI, tidak ada satupun yang berhasil mengatasi kemiskinan. Ia lantas menarik masalah itu ke visi misi Anies-Sandi, yang ingin mengentaskan masalah kemiskinan dengan menyediakan lapangan kerja sebanyak 200 ribu.

Mantan Wakil Ketua KPK itu juga menilai Anies sebagai mantan menteri yang bersih korupsi.

"Anies menteri luar biasa, tidak ada satu rupiah pun di korupsi. Buktinya penyerapan anggarannya termasuk departemen yang paling besar penyerapannya," ujar Bambang.

Kompas TV Anies Baswedan Janjikan Lapangan Pekerjaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com