Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

63 Anggota "Pasukan Oranye" yang Diskors Kemungkinan Dipindahkan

Kompas.com - 08/12/2016, 17:54 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Bidang Pengendalian UPK Badan Air Jakarta Pusat, Rochmat, menjelaskan, kotornya Kali Sentiong di Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, merupakan imbas dari skors terhadap 63 anggota "pasukan oranye" Kecamatan Kemayoran dan Kecamatan Johar Baru. Rochmat menjelaskan, akibat skors itu, jumlah petugas yang biasa membersihkan Kali Sentiong jadi berkurang.

Dampak lanjutannya, Kali Sentiong saat ini terlihat lebih kotor dibanding saat para petugas tersebut masih aktif bekerja.

"Mungkin ya, bisa dibilang seperti itu (karena ada skors)," kata Rochmat kepada Kompas.com di Kali Sentiong, Kamis (8/12/2016).

Rochmat menjelaskan, saat ini sebanyak 27 petugas dari UPK Badan Air Kecamatan Menteng, Sawah Besar, dan Tanah Abang didatangkan untuk membantu membersihkan kali itu. Namun, Rochmat menilai bahwa para petugas itu memang harus beradaptasi dengan kondisi Kali Sentiong.

Ke-27 petugas tersebut kemungkinan besar akan ditempatkan di Kali Sentiong. Sementara itu, ke-63 petugas yang diskors berpeluang untuk dipindahkan ke lokasi kerja lain.

Rochmat menyampaikan, jumlah sampah yang ada sebenarnya bukan karena tidak dibersihkan, melainkan karena lambannya pembersihan yang dilakukan petugas sehingga terjadi penumpukan sampah.

Dalam sehari, sampah yang diangkut di Kali Sentiong sebanyak 20 metrik ton. Petugas menggunakan sejumlah truk sampah dan mobil bak terbuka untuk mengangkut dari kali ke tempah pembuangan akhir.

"Biasanya enggak menumpuk, sama sebenarnya jumlah sampahnya. Enam sampai tujuh orang biasanya sudah bersih, tetapi karena petugas baru jadinya membutuhkan waktu," kata Rochmat.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji, juga mengakui kotornya Kali Sentiong di Johar Baru, Jakarta Pusat, akibat tak adanya petugas yang membersihkannya.

"Memang di titik itu yang (petugas) diskors," kata Isnawa saat dihubungi.

Sebanyak 63 anggota "pasukan oranye" diskors setelah kedapatan berfoto dengan memegang spanduk berisi dukungan untuk calon gubernur-calon wakil gubernur DKI nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. 

Jika berkelakuan baik sampai masa kontrak selesai, mereka bisa kembali bekerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com