Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Nilai Ahok Tidak Bisa Jawab Pertanyaannya Saat Debat Cagub

Kompas.com - 16/12/2016, 07:19 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan 3 merasa belum puas berdebat dengan pasangan calon nomor pemilihan 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Sebab, menurut dia ada pertanyaan yang ia lontarkan tetapi tidak dijawab oleh pasangan tersebut.

Anies mengatakan, pertanyaan tersebut seputar penjelasan dari Ahok soal kata-kata yang ia kerap lontarkan ke depan publik yang dia rasa tidak patut dikeluarkan oleh seorang pemimpin.

"Ketika saya menanyakan apa penjelasan dari gubernur ketika mengungkapkan kata-kata yang tak pantas. Itu tidak dijawab. Beliau hanya menceritakan orang yang datang. Tapi tidak menjelaskan atas kata-kata seperti itu," ujar Anies seusai program "Rosi dan Kandidat Pemimpin Jakarta" di Kompas TV, Kamis (15/12/2016) malam.

Dalam acara tersebut Ahok sempat menjawab pertanyaan Anies mengenai hal itu. Menurut Ahok, jika memang warga merasa dirinya tak pantas menjadi pemimpin karena kerap melontarkan kata-kata yang dianggap tidak pantas, tetapi mengapa masih ada saja warga yang datang menemuinya untuk meminta foto bersama.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Kandidat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama ( kiri) dan Djarot Saiful Hidayat (kedua dari kiri) serta pasangan kandidat nomor urut 3, Anies Baswedan (kedua dari kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) saat debat kandidat program acara Rosi dan Kandidat Pemimpin yang di selenggarakan Kompas TV Jakarta di Djakarta Theater Ballroom, Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Menurut Anies, jawaban dari Ahok tersebut belum menjawab pertanyaan dari dirinya. Untuk itu, ia menilai Ahok tidak bisa menjawab pertanyaaan dari dirinya. Anies menganggap, dengan tidak menjawab pertanyaan dari dia, untuk apa ada program debat cagub.

"Kita memerlukan pemimpin yang dari pikirannya, dari kata-katanya dan kerjanya membuat orang merasa bersatu, terayomi dan mau bergerak maju. Bukan justru malah merasa terkotak-kotak," ucap dia. (Baca: Anies Kritik Ahok Bertindak "One Man Show" dalam Memimpin Jakarta)

Anies mengungkapkan, seorang pemimpin merupakan pedoman bagi warganya. Untuk itu, dia merasa seorang pemimpin harus dijaga tutur katanya.

"Karena pemimpin adalah pendidik, teladan. Maka ungkapannya pun layak dikutip, layak ditiru. Tapi kalau ungkapannya tak layak ditiru, pantaskah jadi pemimpin? Tidak layak," tegasnya.

Kompas TV Pendidikan & Lapangan Kerja Jadi Sorotan Anies-Sandi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com