Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus: Saya Mengutuk Keras Pembunuhan di Pulomas

Kompas.com - 28/12/2016, 15:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, ikut berkomentar soal pembunuhan sadis yang menimpa satu keluarga di Pulomas, Jakarta Timur.

Putra sulung Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, itu mengutuk keras pelaku pembunuhan tersebut.

"Sangat menyedihkan ya, saya berbelasungkawa dan turut berduka sedalam-dalamnya kepada keluarga korban semoga diberikan ketabahan dalam menghadapi ujian dan cobaan ini. Kedua, saya mengutuk dengan keras aksi pembunuhan dengan biadab di luar perikemanusiaan," kata Agus di sela-sela kampanyenya di Jalan W, RT 15/16, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Rabu (28/12/2016).

(Baca juga: Pembunuhan di Pulomas, Pembuluh Darah Dodi Pecah Kehabisan Oksigen)

Ia berharap, pihak kepolisian segera menangkap dan menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada pelaku pembunuhan.

Agus berjanji, jika menjadi Gubernur DKI Jakarta, ia akan menciptakan rasa aman dan nyaman bagi warga.

Menurut dia, warga harus selalu merasa aman, baik ketika berada di rumah maupun saat beraktivitas di ruang publik.

"Ini juga yang saya katakan berkali-kali perlunya pemberdayaan lingkungan, sehingga bisa saling memberitahu jika ada indikasi yang mencurigakan, sehingga dapat mencegah terjadinya kriminalitas," kata Agus.

Selain itu, lanjut dia, setiap warga harus memiliki rasa saling empati dengan warga lainnya. Agus menyebut dirinya ingin mewujudkan stabilitas keamanan warga Jakarta dari segala bentuk ancaman kriminalitas.

"Karena kami ingin Jakarta ini menjadi rumah yang nyaman, aman bagi semua warganya. Tidak boleh ada yang merasa ketakutan hidup di rumahnya sendiri, hidup di kotanya sendiri," kata Agus.

(Baca juga: LPSK Kirim Tim untuk Jajaki Kasus Pembunuhan di Pulomas)

Dalam kasus pembunuhan di Pulomas ini, ada 11 orang yang menjadi korban penyekapan di kamar mandi berukuran satu setengah meter kali satu setengah meter persegi.

Akibat peristiwa tersebut, enam orang meninggal dunia, yakni Dodi Triono (59), Diona Arika (16), Dianita Gemma (9), Amel yang merupakan teman anak korban, serta Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga.

Sementara itu, Zanette Kalila (13) ditemukan masih hidup bersama Emi, Santi (22), dan Fitriani serta Windy.

Kompas TV Cari Sampel Sidik Jari, Tim DVI Datangi Rumah Ir Dodi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com