JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan mempertanyakan alasan komplotan perampok di Pulomas menyekap 11 orang penghuni rumah di kamar mandi kecil. Menurut dia, penyekapan di ruang tanpa ventilasi itu sangat tidak manusiawi.
"Katakan dia 365 (pencurian dengan kekerasan), ya jangan disekap di situ, di lantai atas kan masih ada kamar, dimasukkan di sana ada AC, ada tempat tidur. Tapi kenapa itu, saking sadisnya," kata Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (29/12/2016).
(Baca juga: Buron Perampokan di Pulomas Seret Diona dari Lantai Atas hingga Bawah)
Kata Iriawan, ada dugaan pelaku tak menyekap korban di kamar karena kamar tidur berada di lantai atas.
Selebihnya, polisi akan mendalami modus penyekapan ini dari keterangan para terasangka.
"Bisa juga alasan dia mungkin naik tangga, takutnya mereka kabur dan sebagainya. Tapi nanti akan saya perdalam ya," ujar Iriawan.
Ia mengatakan, 11 orang penghuni disekap selama 11 jam. Dari keterangan Zanette Kalila (13), korban yang selamat, 11 orang di dalam bertahan hidup dengan meminum air keran.
(Baca juga: Kapolda Sebut Mobil Mewah Korban Perampokan di Pulomas Sudah Dijual)
Enam di antaranya akhirnya meninggal dunia karena kehabisan oksigen. Mereka adalah Dodi Triono (59), Diona Arika (16), Dianita Gemma (9), Amel yang merupakan teman anak korban, serta Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga.
Sementara itu, Zanette Kalila (13) ditemukan masih hidup bersama Emi (41), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy (23).