Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus-Sylvi Dilanda Isu Tak Sedap

Kompas.com - 01/01/2017, 09:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, dilanda isu tak sedap.

Hal ini berawal dari pemeriksaan kepolisian terhadap Gde Sardjana, suami Sylviana, pada Jumat (30/12/2016) lalu. Ia sebelumnya juga diperiksa sebagai saksi pada 21 Desember lalu.

Gde diduga terlibat dalam kasus aliran dana makar, khususnya aliran dana untuk Jamran, aktivis yang kini jadi tersangka karena diduga menyebarluaskan ujaran kebencian terkait isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Uang itu diberikan sebelum aksi doa bersama pada 2 Desember 2016 lalu. Gde dimintai keterangan selama 7 jam, mulai dari pukul 13.00 hingga 20.00.

Gde mengaku mengenal Jamran. Namun, ia membantah mengirimkan sejumlah uang untuk digunakan sebagai dana operasional upaya pemufakatan makar.

"Saya kenal Jamran, di KONI kan sama-sama jadi pengurus," ujar Gde di Mapolda Metro Jaya, Jumat (30/12/2016).

Gde mengakui bahwa ia pernah mengirimkan uang sebesar Rp 10 juta untuk Jamran. Namun, ia membantah dana itu digunakan untuk pemufakatan upaya makar. Uang itu dipergunakan untuk membantu biaya melahirkan istri Jamran.

Komentar Agus-Sylvi

Sementara itu, Sylvi enggan berburuk sangka perihal permasalahan itu. Ia akan fokus pada pencalonannya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Sylvi menjamin, ia dan suaminya bebas dari upaya makar. "Kalau ada persepsi orang begitu (makar), kan kita bisa menjelaskan. Negara kita ini negara hukum, ada asas praduga tak bersalah," kata Sylvi.

(Baca juga: Sylviana Jamin Suaminya Bebas dari Kasus Makar)

Mengenai masalah ini, Agus menyayangkannya. Putra sulung Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, itu mengatakan, ada pihak-pihak yang berusaha menjatuhkannya.

Kepada Sylvi, Agus berpesan agar tetap tegar, semangat, dan tak perlu khawatir.

"Tentu kami menyayangkan kalau ada upaya di luar yang ingin mengganggu konsentrasi memojokkan, menjatuhkan, apalagi memfitnah," kata Agus.

Ia mengatakan bahwa banyak tantangan dan serangan tak beralasan dalam dunia politik. Sama halnya dengan Sylvi, ia memilih fokus pada pencalonannya.

"Saya fokus dalam pilgub, berharap tak ada upaya pembunuhan karakter di luar kepatutan etika," kata Agus.

Halaman:



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com