JAKARTA, KOMPAS.com - Terminal bus Rawamangun, Jakarta Timur, telah selesai dibangun sejak dua tahun lalu.
Namun, ada bagian yang baru selesai dibangun satu bulan lalu, yakni pelebaran trotoar di depan terminal tersebut.
Dasar trotoar tersebut dipasangi beberapa warna berbeda. Di bagian belakang trotoar tersebut berjejer tanaman dengan pot berwarna merah dan kuning.
Sementara itu, di tengahnya ada bangku taman yang disediakan untuk duduk para calon penumpang.
Rencananya, akan dipasang lampu taman di pinggir trotoar untuk mempercantik kondisi trotoar.
(Baca juga: Cerita Ahok Bertemu Turis Asal Perancis di Terminal Rawamangun)
Terminal Rawamangun ini memiliki dua pintu masuk di sebelah kiri dan kanan. Setelah masuk melalui pintu sebelah kiri, calon penumpang akan langsung menemukan eskalator untuk naik ke lantai dua.
Di lantai dua, berjejer loket penjualan tiket dari berbagai perusahaan otobus (PO). Setiap loket dibatasi dengan sekat tembok. Ada pula yang tanpa sekat.
Selain loket, di lantai dua terminal tersedia ruang tunggu penumpang. Ruang tunggu itu dilengkapi dengan arena makanan (food court), kipas angin, dan televisi.
Ruang tunggu lainnya juga ada di lantai satu. Selain itu, tersedia fasilitas lainnya di Terminal Rawamangun, yakni ruang menyusui yang dilengkapi AC serta toilet.
Atap bangunan terminal ini dibuat melengkung. Atap tersebut tidak menggunakan genteng, tetapi batu pualam berwarna abu dan merah pudar.
Dari ruang tunggu lantai dua menuju area keberangkatan bus, penumpang harus menggunakan tangga. Sebab, hanya ada satu eskalator naik di sana.
Turun dari tangga, penumpang akan langsung menemukan bus-bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang menunggu jadwal keberangkatan.
Secara keseluruhan, bangunan terminal ini didominasi warna putih dan abu-abu. Kepala Terminal Rawamangun Bastian mengatakan, terminal ini merupakan terminal lintasan.
"Terminal Rawamangun itu adalah penampungan terminal yang ada di sekitar sini dulunya. Daripada mereka di terminal bayangan, mendingan dikumpulkan di sini. Namanya terminal perlintasan," ujar Bastian kepada Kompas.com, Jumat (6/1/2017).
Karena bukan terminal utama, tidak ada pul bus di Terminal Rawamangun. Bus-bus yang masuk ke dalam terminal juga hanya singgah "mengambil" penumpang.
"Mereka begitu ada penumpang, dia akan mengambil, langsung berangkat lagi. Jadi tidak bisa lama-lama," kata dia.
(Baca juga: Terminal Rawamangun Berlakukan Kawasan Dilarang Merokok )
Sementara itu, bus-bus tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah dipindahkan ke Terminal Pulogebang sejak 16 Agustus 2016 lalu.
Selain itu, ada tiga kantor yang bertempat di Terminal Rawamangun, yakni Kantor UP Terminal, Kantor Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur, dan Kantor Terminal Rawamangun itu sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.