Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Polisi, Penganiayaan di STIP Sudah Tiga Kali Terjadi

Kompas.com - 11/01/2017, 16:31 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus penganiayaan yang terjadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Cilincing bukan terjadi sekali ini saja.

Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Awal Chairudin mengatakan, berdasarkan data di Polres, tercatat tiga kali kasus penganiayaan yang terjadi di STIP.

"Berdasarkan data Polres Metro Jakarta Utara, STIP sejak berdiri sudah tiga kali kejadian yang sama mengakibatkan taruna atau mahasiwa STIP ini meninggal dunia," kata Awal di Mapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (11/1/2017).

Awal menyebut, kasus pertama terjadi pada 2012, kemudian terjadi lagi pada 2013, dan yang terbaru ialah tanggal 10 Januari 2017 dengan korban Amirulloh Adityas Putra (19).

Catatan Kompas.com, tahun 2014, ada pula mahasiswa STIP yang tewas akibat penganiayaan. Saat itu, korban tersebut ialah Dimas Dikita Handoko, mahasiswa semester satu STIP.

Awal mengatakan, pihaknya kemungkinan akan memeriksa sistem atau pola pengasuhan mahasiswa di STIP. Polisi akan mempelajari bagaimana kegiatan mahasiswa ini seharian beraktivitas, mulai pagi, siang hingga malam.

"Tentu kita akan lihat penggal-penggal waktunya siapa yang bertanggung jawab di penggal-penggal waktu ini," ujarnya.

"Anggaplah mungkin jam 22.30 ini tanggung jawab siapa mengawasi para taruna ini, itulah yang kami akan lakukan penelusuran," ujar Awal.

"Saat ini, kita masih maraton, masih periksa siapa yang bertanggung jawab dan sesuai job description masing-masing siapa yang bertanggung jawab 1 x 24 jam di STIP tersebut," ujar Awal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com