Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peminat Sterilisasi Kucing Gratis di Puskeswan Tinggi, Kuota sampai Mei Habis

Kompas.com - 27/01/2017, 18:40 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com –
Program sterilisasi kucing gratis yang diadakan di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Ragunan, Jakarta, diminati banyak orang. Saat ini, kuota sampai Mei sudah dipastikan habis.

“Kami baru buka pendaftarannya satu minggu lalu, Jumat (20/1/2017). Satu hari langsung habis kuota Februari. Sekarang setelah satu minggu, habis sudah kuota gelombang satu (sampai Mei),” ujar Kepala Satuaan Pelaksana Pusat Kesehatan Hewan (Pukeswan) DKI Jakarta Aswindrastuti kepada Kompas.com, Jumat (27/1/2017).

Aswin mengatakan bahwa program sterilisasi gratis ini dibuka dalam dua gelombang. Pelaksanaannya mulai Februari 2017 setiap Rabu. Dalam satu hari, akan ada 30 kucing yang ditangani.

“Kuota yang kami sediakan ada kurang lebih 900 kucing. Sampai Mei, berarti lebih kurang sudah 500 kuota habis,” ujar Aswin.

Melanjutkan program tersebut, kata Aswin, akan dibuka gelombang dua. Pendaftaran sudah bisa dimulai pada 4 Juli 2017.

Sterilisasi kucing gratis adalah program tahunan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pelayanan Hewan dan Peternakan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta.

Secara teknis, sterilisasi adalah proses pengangkatan organ reproduksi agar hewan yang bersangkutan tidak lagi menghasilkan keturunan.

“Kalau tidak disterilisasi kucing betina bisa 3-4 kali menghasilkan keturunan dalam satu tahun. Satu kalinya bisa menghasilkan 2-4 anak,” ujar Kepala UPT Pusat Pelayanan Hewan dan Peternakan Dinas KPKP DKI Jakarta Renova Ida Siahaan.

Lebih lanjut, Renova mengatakan bahwa sterilisasi dimaksudkan untuk menjaga populasi kucing.

Bila populasi terlalu banyak, dikhawatirkan mengganggu aktivitas makhluk di sekitarnya.

Lagi pula, pemelihara kucing biasanya punya waktu khusus untuk memberi perhatian pada hewan peliharaannya itu. Semakin banyak kucing yang dimiliki, akan sulit bagi mereka membagi waktu.

“Kalau kucing (miliknya) beranak banyak, selain biaya pemeliharaannya lebih mahal, akan berdampak pada kesehatan kucing tersebut. lebih baik disterilisasi. Perubahan hormon biasanya beralih pada tumbuh kembang (kucing),” ujar Renova lagi.

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi pemelihara kucing untuk ikut program tersebut antara lain memiliki kartu tanda penduduk (KTP) DKI Jakarta.

Kucing yang diikutkan dalam program ini adalah kucing lokal dengan keadaan sehat. Jadwal sterilisasi akan diberitahukan kemudian oleh pihak Puskeswan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com