Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Ceritakan Makmurnya PNS DKI di Bawah Kepemimpinannya

Kompas.com - 27/01/2017, 21:01 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menanggapi pernyataan calon gubernur lainnya soal rendahnya penilaian kerja oleh pemerintah pusat.

Ahok mengklaim para PNS berbahagia dan makmur di bawah kepemimpinannya.

"Saya temukan banyak PNS naik eselon dua begitu bersyukur, 'Saya bangga sebagai PNS yang tidak pernah sebelumnya jadi kebanggan buat kami'," ujar Ahok menirukan kata-kata PNS itu. 

(Baca juga: Cara Ahok-Djarot Besihkan Pungli di Birokrasi Pemprov DKI Jakarta)

Kata Ahok, para PNS jujur yang naik jabatan menjadi eselon II kini bisa membawa uang banyak ke rumah dengan cara halal. Mereka juga bisa memberangkatkan keluarganya umrah.

Ahok mengatakan, itu semua terwujud akibat seleksi terbuka yang diterapkannya.

Ahok membandingkan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan (LAKIP) yang dipakai oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan parameter penilainnya.

Menurut dia, ada perbedaan di antara keduanya. Ia mencontohkan penilaian terhadap kinerja Dinas Tata Air.

Jika berdasarkan LAKIP, kinerja dinas tersebut dinilai dari berapa panjang sungai yang dikeruknya.

Sementara itu, menurut Ahok, kerja Dinas Tata Air dinilai lewat berapa lama genangan air bertahan di wilayah itu.

Tak peduli seberapa panjang dan bersih sungai, jika genangan bertahan lebih dari sehari, maka tetap dianggap gagal.

Penilaian kerja ini berpengaruh terhadap besaran tunjangan kinerja daerah (TKD) yang mereka terima tiap bulannya.

"Tapi dalam TKD, kami hanya mencapai 80-90 persen, karena tidak mudah mencapai target," ujar Ahok.

Ia juga membantah ucapan Anies yang soal pemimpin yang harus merangkul dan bukan memukul.

(Baca juga: Agus Nilai Kepemimpinan Ahok Matikan Kreativitas Birokrat)

Ahok membanggakan sejumlah kegiatannya yang hampir selalu menghadiri pernikahan PNS dan mengadakan nonton bioskop bersama para PHL.

"Bagaiamana Jakarta bersih kalau PNS-nya tidak bekerja dengan hati?" ucap Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com