Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mada Terganggu karena Identitasnya Dicatut dalam E-KTP Ganda

Kompas.com - 06/02/2017, 15:56 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketenangan Mada (53), warga Jalan Lodan Raya Nomor 20 RT 04 RW 02, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, terusik dengan munculnya foto e-KTP ganda yang mencatut identitasnya.

Selain itu, keluarga Mada sempat diminta memberikan penjelasan oleh pihak kelurahan dan polisi untuk mengklarifikasi e-KTP ganda tersebut.

"Ya jadi terganggu karena kasus ini, banyak yang datang ke rumah," kata anak Mada, Ismaya (23), saat ditemui Kompas.com, di rumah Mada, di Jalan Lodan Raya Nomor 20 RT 04 RW 02, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (6/2/2017).

Ismaya mengatakan, ayahnya juga diminta mengklarifikasi masalah e-KTP tersebut ke Polres Metro Jakarta Utara. Ismaya memastikan, ayahnya adalah korban pemalsuan e-KTP tersebut.

Dia tidak mengerti bagaimana identitas ayahnya bisa digunakan pihak lain yang tak bertanggung jawab. Mada juga disebut tidak pernah memberikan KTP-nya untuk orang lain.

"Kami juga sibuk jualan nasi, diajak-ajak kampanye-kampanye enggak pernah mau," ujar Ismaya.

(Baca: Keluhan Sukarno, Orang yang Namanya Muncul di E-KTP Ganda)

Menurut dia, dalam identitas ayahnya pada foto e-KTP yang beredar itu, hanya alamat tempat tinggal dan pekerjaan yang salah. Namun, NIK dan lainnya sama dengan e-KTP asli milik Mada.

"Fotonya juga salah," ujar Ismaya.

Dalam foto e-KTP yang beredar di media sosial, Mada disebut tinggal di RT 03 RW 02 Jalan Lodan Raya Nomor 12. Lokasi ini tidak jauh dari tempat tinggal Mada.

Saat ditelusuri Kompas.com, tidak ada warga RT 03 RW 02 bernama Mada.

"Kalau Pak Mada itu di RT 04 di sana. Kalau di sini enggak ada yang namanya Mada," ujar warga RT 03 RW 02, Suparman (65).

Selain itu, alamat pada e-KTP yang beredar itu juga salah. Akses untuk wilayah RT 03 RW 02 adalah Gang Gloria, Jalan Parangtritis, bukan Jalan Lodan Raya.

(Baca: Bagaimana Cara KPU DKI Memastikan E-KTP untuk Pilkada DKI 2017 Asli?)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com