Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bersukacita di Pesta Demokrasi

Kompas.com - 16/02/2017, 18:00 WIB

Ketut Sutawijaya (33), warga Ragunan, Jakarta Selatan, menggambarkan hari Pilkada DKI Jakarta 2017 ini seperti sebuah perhelatan. Banyak kerabat berkumpul, dan banyak anak bermain karena libur. Tak ada ketegangan, tak ada intimidasi, tak ada saling hujat seperti yang begitu riuh di media sosial dan media massa.

Di Facebook, Rabu (15/2), seusai memberikan suara, Ketut mengunggah status, "Kami sekeluarga sudah mencoblos untuk Jakarta. Berharap Jakarta dan Indonesia menjadi lebih baik ke depan. Di TPS, yang kami temukan adalah orang-orang yang ramah dan berbagi senyum. Semuanya ketawa-ketawa dan tidak ada ketegangan terasa seperti di media sosial ataupun TV. Salam Indonesia damai!"

Status itu merupakan ungkapan kelegaan. Awalnya, Ketut yang memberikan suara bersama istrinya di TPS 35 Ragunan itu khawatir akan terjadi keributan saat pemungutan suara. Pikiran negatif itu begitu mudah tumbuh karena banyaknya isu dan kebencian beredar di media sosial dan media massa.

Padahal, kata Ketut, seharusnya pilkada adalah pesta demokrasi yang menggembirakan karena merupakan momen warga DKI Jakarta mempunyai harapan baru.

Senada dengan itu, Shinta Kusuma Dewi (35), yang memberikan suara di TPS 2 Kemanggisan, Jakarta Barat, lega karena pilkada aman. Ia sempat khawatir ada kekacauan setelah hitung cepat. Namun, hingga sore, Jakarta tetap aman.

Karyawati swasta itu menuju TPS sebelum pukul 07.00. Setelah memilih, ia menghabiskan hari di mal. "Orang-orang ramai di mal. Benar-benar liburan rasanya," ujarnya.

Meriah di TPS

Kemeriahan juga terasa di TPS 18 dan 19 Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. Pemilih dihibur dengan petikan gitar dan biola para pemusik. Lagu "Indonesia Pusaka" pun mengalun, mengiringi Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Sumarsono yang mengunjungi TPS di Suropati itu bersama jajaran Pemerintah Provinsi DKI, Ketua KPU DKI Sumarno, dan Ketua Bawaslu DKI Mimah Susanti.

Kegembiraan juga terlihat di TPS 040-047 RW 012 Pegangsaan Dua, Kelapa Gading. Meski delapan TPS didirikan berderet rapat, warga tetap antusias memberikan suara. Tujuh sepeda lipat disiapkan sebagai doorprize bagi pemilih.

Area TPS di dekat taman perumahan dan ruang terbuka itu dilengkapi bazar dan kantin. "Pilihan hari ini ramai. Saya senang datang kemari," ujar Rudy (71), warga RT 005 RW 012.

Kemeriahan juga terasa di Kota Tangerang Selatan yang menyelenggarakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur Banten. Memasuki TPS 14 di Kelurahan Pondok Jagung Timur, Kecamatan Serpong Utara, pemilih disambut alunan gamelan dan seruling Sunda. Petugas di TPS memakai baju kampret, pakaian khas suku Badui luar, lengkap dengan ikat kepalanya.

Pemilih disuguhkan suasana seperti di hutan. Sebuah saung beratapkan daun kelapa di sudut. Di sebelahnya, satu ceret berisi kopi lengkap dengan gelas yang disiapkan untuk pemilih.

Salah seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara TPS 14, M Syaifuddin, mengatakan, untuk mempersiapkan tema Badui itu, panitia membeli baju adat Badui hingga Rangkasbitung. Selasa malam, panitia dan pengurus RT lembur mengerjakan dekorasi untuk tema Badui tersebut.

Pada akhir pemungutan suara, KPPS mengundi doorprize untuk para pemilih. Hadiah yang dibagikan merupakan sumbangan dari warga.  (TIM KOMPAS)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Februari 2017, di halaman 27 dengan judul "Mari Bersukacita di Pesta Demokrasi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Penjual Petasan di Rawamangun Terbakar, Diduga akibat Gas Bocor

Warung Penjual Petasan di Rawamangun Terbakar, Diduga akibat Gas Bocor

Megapolitan
Ahok Ditawari PDI-P Maju Pilkada Sumut ketimbang Jakarta, Pengamat: Kemungkinan karena Pernah Kalah di Pilkada DKI 2017

Ahok Ditawari PDI-P Maju Pilkada Sumut ketimbang Jakarta, Pengamat: Kemungkinan karena Pernah Kalah di Pilkada DKI 2017

Megapolitan
Mobil Terbakar di Parkiran Kampus Trisakti, Api Menyambar ke Gedung

Mobil Terbakar di Parkiran Kampus Trisakti, Api Menyambar ke Gedung

Megapolitan
PPDB SMA Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

PPDB SMA Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

Megapolitan
Demo Tolak Revisi UU Penyiaran, AJI Tegaskan Jurnalisme Investigatif Tak Berdampak Buruk

Demo Tolak Revisi UU Penyiaran, AJI Tegaskan Jurnalisme Investigatif Tak Berdampak Buruk

Megapolitan
Pemprov DKI Ingatkan ASN Jaga Komitmen Antikorupsi

Pemprov DKI Ingatkan ASN Jaga Komitmen Antikorupsi

Megapolitan
Ditawari PDI-P Jadi Calon Gubernur Sumatera Utara, Ahok Dijauhkan dari Pilkada Jakarta?

Ditawari PDI-P Jadi Calon Gubernur Sumatera Utara, Ahok Dijauhkan dari Pilkada Jakarta?

Megapolitan
Tolak Revisi UU Penyiaran, AJI: Ini Skenario Besar Pelemahan Demokrasi

Tolak Revisi UU Penyiaran, AJI: Ini Skenario Besar Pelemahan Demokrasi

Megapolitan
Motor Tertemper KRL di Jalur Depok-Citayam, Evakuasi Lama karena Motor Nyangkut

Motor Tertemper KRL di Jalur Depok-Citayam, Evakuasi Lama karena Motor Nyangkut

Megapolitan
Dirjen Hubla Imbau Wisatawan yang Hendak Berlayar ke Kepulauan Seribu Pastikan Keamanan Kapal

Dirjen Hubla Imbau Wisatawan yang Hendak Berlayar ke Kepulauan Seribu Pastikan Keamanan Kapal

Megapolitan
Kisah Agus, Lansia Pengangkut Sampah yang Hanya Terima Rp 500 dari Satu Rumah Setiap Harinya

Kisah Agus, Lansia Pengangkut Sampah yang Hanya Terima Rp 500 dari Satu Rumah Setiap Harinya

Megapolitan
Caleg PKS di Aceh Tamiang yang Terlibat Kasus Narkoba Berstatus Buronan sejak Maret 2024

Caleg PKS di Aceh Tamiang yang Terlibat Kasus Narkoba Berstatus Buronan sejak Maret 2024

Megapolitan
Jalani Rehabilitasi, Tiga ASN Ternate Tak Ditahan meski Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Jalani Rehabilitasi, Tiga ASN Ternate Tak Ditahan meski Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Megapolitan
Cegah Kecelakaan Kapal, Dirjen Hubla Kemenhub Minta Nakhoda Tak Nekat Berlayar jika Cuaca Buruk

Cegah Kecelakaan Kapal, Dirjen Hubla Kemenhub Minta Nakhoda Tak Nekat Berlayar jika Cuaca Buruk

Megapolitan
Demo Tolak UU Penyiaran, Massa Berkumpul di Depan Gedung DPR

Demo Tolak UU Penyiaran, Massa Berkumpul di Depan Gedung DPR

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com