Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Kadis Pariwisata DKI soal Kesalahan SK Terkait Makam Mbah Priok

Kompas.com - 04/03/2017, 20:24 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Catur Laswanto mengatakan, pihaknya telah menyerahkan surat keputusan (SK) gubernur DKI Jakarta terkait penerapan cagar budaya Makam Mbah Priok yang telah direvisi kepada Kepala Biro Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH-KLN) DKI Jakarta Mawardi.

SK itu diberikan sebelum kedatangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ke Makam Mbah Priok.

Ahok datang untuk menginformasikan bahwa Pemprov DKI Jakarta telah menetapkan Makam Mbah Priok sebagai cagar budaya, Sabtu (4/3/2017).

(Baca juga: Ahok Kesal, SK Gubernur Tentang Cagar Budaya Makam Mbah Priok Salah)

Sebelum acara itu, Catur mengaku telah memberikan satu set salinan yang berisi tiga lembar SK yang sudah direvisi. Catur tak tahu mengapa akhirnya SK yang dibacakan Ahok masih berupa SK lama yang belum direvisi.

"Tanya protokol saja (Mawardi), wong saya sudah kasih satu set semuanya, ke tiga-tiganya. Kenapa yang lama belum dicabut, itu hanya soal teknis. Mungkin dia anggap yang berubah judulnya, belakang nggak (berubah ), ya salah dia," ujar Catur di Makam Mbah Priok, Sabtu (4/3/2017).

Catur mengatakan, awalnya Pemprov DKI hendak membunyikan bahwa Makam Mbak Priok "diduga sebagai cagar budaya". Namun, keputusan terakhir, Makam Mbah Priok dibunyikan "dilindungi cagar budaya".

Hal itu, kata dia, sudah disepakati dalam rapat pimpinan. Terkait mengapa tiba-tiba ada SK asli yang keluar saat Ahok tahu bahwa SK yang dibacakannya adalah SK yang salah, Catur mengatakan bahwa lampiran SK yang asli selalu dibawanya.

"Awalnya konsep awal istilah diduga. Terus kemudian diganti jadi dilindungi. Cuma secara bahasa, teman-teman masih memakai konsep yang lama. Saya kan aslinya dari saya. Saya kirim ke protokol untuk acara ini," ujar Catur.

"Kalau ada yang lama, bukan urusan saya. Masing-masing punya tanggung jawab. Saya sesuai kewenangan sudah  memberikan SK lengkap. Tanya protokol," ujar Catur.

(Baca juga: Ahok: Penetapan Makam Mbah Priok Jadi Cagar Budaya Tidak Politis)

Ahok tampak kesal saat hendak membacakan SK penetapan Mbah Priok sebagai cagar budaya. Ini karena dalam poin kedua SK itu tertulis kalimat "diduga sebagai cagar budaya".

Seharusnya, kalimat itu berbunyi "dilindungi sebagai cagar budaya". Ahok mengatakan, dalam pembahasan sebelumnya saat rapat pimpinan, SK itu telah diubah.

"Wah nggak benar ini, masa ada kata diduga lagi. Kan sudah saya ubah kemarin kalau enggak ada kata diduga. Wah, enggak benar ini," kata Ahok kesal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com