Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Veronica Tan Bangun RPTRA dan Sulitnya Memberikan Nama

Kompas.com - 25/03/2017, 21:04 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Istri Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, Veronica Tan menceritakan pengalamannya menjadi salah satu perintis pembangunan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di Jakarta.

Pengalaman itu diceritakan Veronica saat menjadi pembicara dalam seminar yang digelar Perempuan Peduli Kota Jakarta (PPKJ) di Hotel Atlet Century Park, Jakarta Selatan, Sabtu (25/3/2017).

Baca juga: Pandangan Perempuan soal RPTRA di Jakarta

Kegiatan itu dihadiri ibu-ibu PKK dari sejumlah wilayah di Jakarta. Veronica yang hadir sebagai tim penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jakarta memberikan sejumlah penjelasan terkait pentingnya ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) bagi masyarakat.

Veronica merasa heran ada taman bagus di apartemen. Namun, tak banyak ruang terbuka bagi warga Jakarta.

RPTRA, kata Veronica, bisa menjadi wadah masyarakat untuk menyalurkan kegiatan positif. Hal itu yang mendasari Veronica gigih mengembangkan RPTRA di Jakarta.

Veronica mengatakan, awal mula jumlah RPTRA di Jakarta sebanyak enam unit. Enam RPTRA itu dibangun di enam wilayah di Jakarta sebagai pilot project.

Melihat respons yang besar oleh masyarakat, ditambah anggaran yang memadai melalui corporate social responsibilty perusahaan, sebanyak 188 RPTRA telah dibangun secara bertahap. Pihaknya bekerja sama dengan universitas untuk menampung aspirasi warga mengenai desain RPTRA.

"Waktu turun ke bawah kami punya TOR, apa yang diperlukan. Kami ajak mahasiswa turun ke bawah, ketemu dengan tokoh masyarakat, kira-kira mau apa sih anak dan remaja. Ternyata mereka bilang suka main futsal. Ada komunikasi dua arah antara warga," ujar Veronica.

Baca juga: Ahok Akan Bangun RPTRA yang Mirip dengan Kalijodo di Simatupang Tahun Ini

Veronica juga menjelaskan, memberikan nama RPTRA di taman itu bukan tanpa kendala. Pihaknya harus berembuk dengan warga hingga akhirnya nama RPTRA diambil dengan voting.

"Bahkan sampai harus voting. RPTRA ini ada keterlibatan masyarakat. Ini bentuk partisipasi warga Jakarta," ujar Veronica.

Tahun 2017, Pemprov DKI menargetkan pembanguna RPTRA sebanyak 200 unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com