Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Ceritakan Hubungan Baiknya dengan Keluarga Soeryadjaya

Kompas.com - 28/03/2017, 15:58 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menceritakan hubungannya dengan pendiri PT Astra Internasional, William Soeryadjaya, yang sudah terjalin sejak lama.

Cerita itu disampaikan ketika Sandi mengungkapkan kegiatannya sore ini yang hendak menemui Edwin Soeryadjaya, salah satu anak William.

"Sore ini ada undangan dari Pak Edwin yang memastikan ada legacy (warisan) dari Pak William Soeryadjaya dan saya diundang sebagai narasumber dalam sebuah diskusi," kata Sandi saat ditemui di kawasan Glodok, Jakarta Barat, Selasa (28/3/2017).

Warisan atau peninggalan yang dimaksud berupa pembelajaran dari William terhadap Sandi semasa masih merintis usaha dulu. Sandi mengenang, selama tujuh tahun, dari sekitar tahun 1997-1998 hingga 2005, dirinya hampir setiap pekan bertemu William untuk belajar dan makan siang bersama.

 

Baca: Sandiaga: Debat Semalam Keren, Tampilkan Dua Putra Terbaik Bangsa

"Mungkin catatan-catatan yang pernah saya buat, dalam sesi bagaimana membangun usaha, nilai-nilai luhur dia, menjaga kebersamaan, bahwa membangun perusahaan adalah aset bangsa, bukan memperkaya diri sendiri," tutur Sandi.

Sandi menuturkan, dia berhubungan baik dengan keluarga Soeryadjaya. Namun, belakangan justru ada salah satu anak William, Edward Soeryadjaya, yang melaporkan dirinya bersama seorang bernama Andreas Tjahyadi, atas dugaan penggelapan dalam pembelian lahan di Curug, Tangerang.

Laporan disampaikan oleh Fransiska Kumalawati, mantan istri Edward, ke Polda Metro Jaya. Edward dan Edwin sendiri merupakan kakak beradik dalam garis keturunan keluarga Soeryadjaya.

Baca: Sandiaga Uno Dilaporkan ke Polisi oleh Edward Soeryadjaya

Sandi sempat menanggapi kasusnya ini sebagai perseteruan antara dua orang super kaya, di mana ada yang mendukung dia dan ada yang mendukung calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjajaja Purnama atau Ahok. Sehingga, kasus tersebut dinilai tidak ada kaitan dengan dirinya sama sekali.

Kompas TV Sandiaga Minta Polisi Tunda Pemeriksaannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com