Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hadiri Debat Kompas TV, Ini Penjelasan Sandiaga

Kompas.com - 03/04/2017, 13:31 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno merunut rangkaian kejadian hingga dia dan tim memutuskan tidak hadir sebagai tamu undangan dalam debat publik program Rosi di Kompas TV, Minggu (2/4/2017) malam.

Menurut Sandi, sejak awal, timnya mengajukan usulan terkait format acara kepada Kompas TV atas dasar sejumlah pertimbangan.

"Jadi begini, ceritanya itu pertama memang Pak Anies sudah menyatakan tidak bisa berpartisipasi sama sekali. Yang kami tawarkan itu adalah format talkshow antar cawagub. Kenapa menarik, karena cawagub ini dulu sama-sama punya kesempatan untuk jadi gubernur," kata Sandi saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Jakarta Selatan, Senin (3/4/2017) siang.

Menurut Sandi, debat antar cawagub dalam Pilkada DKI Jakarta merupakan hal menarik. Selain dapat memberi sudut pandang lain kepada publik, juga dinilai bisa meredam gesekan di antara relawan pendukung dia dengan pendukung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Baca: Anies: Dari Awal Format Debat Kemarin Itu Antar-Cawagub

Diskusi mengenai hal itu telah berlangsung dengan tim Kompas TV hingga tim Sandi mendapat kesan Kompas TV telah sepakat dengan usulan mereka.

Namun, pada Minggu sore, tepatnya pukul 16.00 WIB, Sandi dan tim dapat kabar bahwa Kompas TV tetap menyelenggarakan debat dengan mengundang Anies dan dirinya.

"Pembicaraan antara tim debat dan tim stasiun televisi swasta itu tidak menemui titik temu. Saya baru dikasih tahu sudah sangat sore sekali bahwa kami tidak terakomodir, apa yang kami inginkan untuk tidak terlalu memanas-manaskan di bawah. Kami putuskan untuk menyerahkan kepada stasiun televisi swasta tersebut untuk menyelenggarakan acaranya tanpa keterlibatan kami," tutur Sandi.

Baca: Anies: Kita Ingin Diskusi Gagasan, Bukan Adu Sorak Antar-pendukung

Adapun pertimbangan yang mendasari keputusan Sandi untuk tidak menghadiri debat adalah panasnya gesekan antar relawan dan pendukung di lapangan.

Atas pertimbangan itu pula, Sandi meminta format acara menjadi talkshow, bukan debat dengan mengikutsertakan pendukung serta yel-yel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com