JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga Sandiaga Uno meyakini gaya kampanye melalui media sosial seperti yang mereka lakukan lewat program membaca "Tweet Jahat" akan jadi inovasi politik.
"Tweet Jahat adalah inovasi untuk menjawab kenyinyiran dan kerasnya komentar-komentar di Twitter yang kadang kita harus tanggapi sesuai dengan proporsinya. Sebuah jawaban atas isu-isu dikemukakan netizen. Mudah-mudahan ini jadi suatu inovasi politik," kata Sandi di Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (12/4/2017).
Pada program baca Tweet Jahat, pasangan Anies dan Sandi memberikan respons atas netizen yang kontra (haters) terhadap mereka.
Baca: LSI Denny JA: Pengguna Medsos Puas Kinerja Ahok, tetapi Pilih Anies
Menurut Sandi, sampai sejauh ini program Tweet Jahat cukup efektif menggaet pemilih muda. Sandi melontarkan hal itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan pihaknya.
"Berdasarkan survei internal, (pemilih) generasi milenial kami unggul. Buat kami itu sebuah hasil dari pendekatan kami. Kami harus kerja keras ini ada 7 hari lagi ke depan," ujar Sandi.
Pasangan Anies-Sandi sudah aktif berkampanye melalui program Tweet Jahat di media sosial sejak putaran pertama lalu. Belakangan, Ahok-Djarot juga getol berkampanye di medsos.
Cara yang dilakukan pun hampir sama dengan yang dilakukan Anies-Sandi, yakni merespons netizen. Bedanya, Ahok-Djarot merespons netizen yang mempertanyakan program, bukan merespons haters seperti yang dilakukan Anies-Sandi.
Baca: Anies: Jumlah Kami Kalah di Medsos karena Tidak Pakai Buzzer
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.