Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herzaky Mahendra Putra
Pemerhati Politik

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Mahasiswa Program Doktoral Unair

Peta Baru Koalisi Parpol, Penentu Hasil Pilkada Jakarta 2017?

Kompas.com - 18/04/2017, 14:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorM Fajar Marta

Hasil putaran pertama Pilkada DKI Jakarta yang menyisakan dua pasang calon, yaitu Basuki-Djarot dan Anies-Sandi, memunculkan pertanyaan baru. Akan ke manakah parpol-parpol pengusung Agus H Yudhoyono-Sylvi berlabuh?

Ada 4 partai besar, yaitu Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional, yang mengusung Agus-Sylvi.

Dengan 26 bangku DPRD yang setara dengan 1.246.096 juta pemilih, potensi suara dari pendukung keempat partai tersebut, amatlah signifikan dalam menentukan arah Pilkada DKI Jakarta pada putaran kedua

Hanya, pertanyaan selanjutnya tentu mengemuka juga. Faktor-faktor apakah yang menjadi penentu perpindahan dukungan keempat partai tersebut?

Lalu, apakah suara para elite partai di atas serta-merta bakal diikuti dengan perpindahan dukungan para pemilihnya di akar rumput? Beberapa hal ini menarik untuk kita cermati.

Faktor AHY

Setelah mengejutkan jagat politik Indonesia di bulan September 2017 dengan keputusannya maju di Pilkada DKI Jakarta 2017, Agus H Yudhoyono yang biasa dipanggil AHY tumbuh menjadi faktor determinan baru dalam perpolitikan Jakarta.

Pemilih AHY sejumlah 937.955 suara, bisa dikategorikan sebagai pendukung garis kerasnya AHY. Ini mengingat betapa masif dan tajamnya serangan ke kubu AHY dalam bulan-bulan terakhir jelang pemungutan suara 15 Februari 2017, namun 17,07 persen pemilih masih bertahan untuk tetap mendukung AHY. 

Suara pendukung sebesar itu tentunya merupakan potensi besar untuk diraup dan bakal menentukan dalam kontestasi di putaran kedua.  

Lobi-lobi pun dilancarkan dari kedua paslon yang melaju ke putaran kedua, baik melalui jalur formal, maupun melalui jalur informal. Bahkan, koalisi partai pendukung Basuki-Djarot berusaha melobi langsung Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Umum Partai Demokrat.

Begitu juga dengan koalisi partai pendukung Anies-Sandi, berusaha melobi keras, baik melalui SBY maupun langsung ke Agus. Semuanya dengan harapan, Agus menyampaikan dukungannya secara terbuka kepada salah satu calon.

Namun, lobi-lobi tersebut ternyata menemui jalan buntu. Agus dalam pernyataannya secara terbuka, 15 Maret 2017, tepat sebulan setelah pemungutan suara dilangsungkan, mempersilakan pendukungnya untuk memilih berdasarkan hati nuraninya. Agus tidak mengarahkan dukungan kepada salah satu kandidat secara tegas.

Dengan demikian, harapan selanjutnya adalah kepada para partai pengusung Agus-Sylvi. Hal ini mengingat tokoh utamanya, yaitu Agus, sudah menyerahkan ke masing-masing pendukungnya. Tentu peran partai-partai pengusung Agus-Sylvi menjadi penting dalam mengarahkan konstituennya.

Dinamika koalisi

Dari keempat partai pengusung Agus-Sylvi, PAN yang pertama kali memindahkan dukungan kepada paslon lain, yaitu Anies-Sandi. Penyampaian dukungan secara terbuka ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dalam pertemuan di Kantor DPP PAN, 22 Maret 2017.

"Kita butuh pemimpin yang menyatukan, bukan meretakkan, dan figur itu hanya bisa kita dapatkan pada Anies-Sandi," ujar Zulkifli.

Tak lama setelah PAN menyampaikan dukungannya secara terbuka kepada Anies-Sandi, PPP, partai yang kental dengan nuansa religius (Muslim) dan memiliki akar kuat di pemilih Muslim Jakarta, menyatakan mendukung kepada pasangan Basuki-Djarot.

Dukungan ini dideklarasikan oleh Dewan Pimpinan Wilayah PPP pimpinan Romahurmuziy, yaitu oleh Ketua DPW PPP DKI Abdul Aziz, pada Kamis 30 Maret 2017 di Jakarta. Dukungan ini menyusul dukungan yang diberikan oleh PPP pimpinan Djan Faridz ketika putaran pertama berlangsung.

Setelah hampir tiga tahun berkonflik, baru kali ini PPP versi kedua belah pihak berada di pihak yang sama.

Partai Kebangkitan Bangsa menyusul Partai Persatuan Pembangunan, mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Basuki-Djarot. 

Deklarasi tersebut disampaikan dalam acara Isra Miraj PKB sekaligus deklarasi di GOR Ragunan, Jakarta Selatan, Minggu, 9 April 2017. Dukungan disampaikan langsung oleh Ketua DPW PKB DKI Hasbiallah Ilyas.

Adapun Partai Demokrat sampai saat ini belum juga menentukan sikap. Belum ada statemen resmi mengenai ke mana arah dukungan Partai Demokrat.

Pernyataan dari beberapa kader PD yang sempat dikutip, hanyalah menegaskan sikap tak berpihak. "Pilkada DKI Jakarta 2017 sudah usai bagi kami," ujar Hinca Panjaitan, Sekjen Partai Demokrat.

Kesamaan platform atau kepentingan 2019?

Salah satu alasan mendasar PAN bergabung dengan pasangan ini adalah titik temu partai yang mengusung prinsip-prinsip Islam modern dengan yang dianut oleh PKS.

Selain itu, sebelum akhirnya DPP PAN mengeluarkan bentuk dukungannya secara resmi, memang terjadi deklarasi yang cukup masif dari beberapa pengurus PAN di tingkat kota.

Dukungan ini akhirnya resmi setelah pada 22 Maret lalu, Zulkfli Hasan selaku Ketua Umum DPP PAN menyatakan bahwa pasangan Anies-Sandi layak didukung karena jejak pendidikan keduanya memang bagus, sehingga itu akan menciptakan pola kepemimpinan yang sejuk, damai dan tidak gaduh. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com