Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palsukan Dokumen, Tujuh Calon Polisi Ini Terancam Masuk Bui

Kompas.com - 26/04/2017, 12:58 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tujuh orang calon Bintara Polri harus mendekam dibalik jeruji besi lantaran memalsukan surat-surat administrasi. Ketujuh orang tersebut memalsukan ijazah, Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN), dan akta kelahiran.

Ketujuh orang itu adalah RH (22), ZP (22), SG (22), IP (22), CIM (21), LE (21) dan MFH (20).

"Dokumen ini sangat penting untuk masuk calon Bintara Polri. Kalau syarat itu bisa terpenuhi mereka bisa dapat nomor tes untuk ujian selanjutnya," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Andi Adnan, di Mapolres Jakarta Barat, Rabu (26/4/2017).

Andi menambahkan, ketujuh orang tersebut sebenarnya tidak memenuhi persyaratan untuk masuk sebagai anggota Polri. Rata-rata usia dan nilai UN mereka tidak memenuhi persyaratan.

"Usia untuk jadi anggota Polri itu maksimal 21 tahun dan nilai rata-rata UN-nya di atas 6,0," kata dia.

Andi menyampaikan, pihaknya masih memburu pembuat surat-surat palsu tersebut. Mereka, lanjut Andi, membuat surat-surat tersebut rata-rata atas saran dari pihak keluarganya.

"Berdasarkan kesaksian mereka untuk membuat ijazah, hasil UN dan akte kelahiran bisa mencapai Rp 50-100 juta," kata Andi.

Andi menyampaikan, kasus itu terungkap setelah Polri bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Kedua instansi tersebut menyatakan berkas yang diajukan ketujuh orang tersebut palsu setelah dicek di database mereka.

Ketujuh orang tersebut terancam dijerat Pasal 263 ayat 2 KUHP dan atau Pasal 266 ayat 2 KUHP tentang Pemalsuan Surat-Surat dengan ancaman tujuh tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com