JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengendara yang memarkirkan kendaraannya di Jalan Sabang, mengaku senang dan mendukung adanya penerapan sistem parkir meter. Darno (42) merupakan salah satu pengendara mobil yang parkir di Jalan Sabang.
Ia mendukung penerapan sistem parkir meter dibandingkan parkir biasa karena selain lebih aman, ia merasa akan menguntungkan bagi kas Pemprov DKI. Selain itu juga dengan adanya penerapan tarif, membuat sistem parkir yang ada menjadi lebih terukur dan sistematis.
"Dulu (pengendara) bisa parkir, itu kan masuknya lahan pemerintah tapi yang narik duitnya preman. Itu kan enggak bener, sekarang (dengan parkir meter) udah jelas enggak ada penyelewengan dana,” ujar Darno kepada Kompas.com, Kamis (2/5/2017).
Adapun tarif yang dikenakan adalah per satu jam pertama dan berlaku akumulatif pada jam berikutnya, dengan rincian, untuk mobil sebesar Rp 5.000, untuk motor sebesar Rp 2.000, sedangkan untuk bus/truk sebesar Rp 8.000.
Dengan penerapan tarif tersebut Darno mengaku tidak merasa keberatan, karena yang ia dapatkan sebanding dengan biaya yang ia bayarkan.
"Kita (pengendara) juga yang butuh (parkir) kok, lebih aman juga (pakai parkir meter) jadi ya seimbang lah (dengan tarif). Daripada parkir pinggir jalan enggak aman bisa kesenggol atau apa,” ujar Darno.
Sependapat dengan Darno, Faizal (31) pengendara mobil lainnya juga mengatakan pemberlakuan parkir meter ini lebih aman dan teratur dibandingkan parkir biasa. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, seperti penyediaan lahan parkir yang lebih memadai.
"Enggak enak banget (parkir mobil) naik trotoar gini, mungkin ke depannya lebih diperhatikan kawasan parkirnya. Tapi sih selama ini enggak terlalu masalah, karena lebih aman dan praktis juga," ujar Faizal.
Menurut dia penerapan sistem bayar melalui uang elektronik (e-money) juga mempermudah pengendara. Sebelumnya pembayaran parkir meter ini sempat diberlakukan dengan menggunakan uang koin.
Namun kini terdapat enam produk bank yang digunakan untuk transaksi e-money, yakni, BCA Flazz, BNI Tapcash, BRI Brizzi, Bank Mandiri E-money, Bank Mega Megacard, dan Bank DKI Jakcard.
"Sekarang (parkir meter) lebih efektif soalnya pake kartu (e-money), dulu kan sempet pake koin itu lebih ribet," lanjutnya.
Selain untuk kendaraan roda empat, parkir meter ini pun diterapkan pada pengendara roda dua. Iwan (27) merupakan salah satu pengendara motor yang setiap harinya parkir di sekitaran ruas Jalan Sabang. Ia merasa penerapan parkir meter lebih menguntungkan.
"Enggak (keberatan) lah (dengan parkir meter) kan lebih aman juga. Enggak ditipu-tipu lagi parkirnya sekarang, biasa bisa diketok kan," ujar Iwan.
Sebelum ada parkir meter, Iwan mengatakan biasanya membayar biaya parkir lebih murah. Kendati demikian, ia tetap lebih memilih untuk bayar dengan menggunakan parkir meter.
Baca: Saat Sandiaga Melirik Sistem "Online" untuk Gantikan Parkir Meter
Hal tersebut karena ia bisa mendapatkan karcis bukti pembayaran, sehingga ia merasa lebih aman untuk memarkirkan motornya.
"Mendingan ini (parkir meter) meskipun lebih mahal sih, karena lebih tenang ninggalin motornya karena sekarang ada bukti jelas kalau ada apa-apa," jelas Iwan.
Meskipun begitu, hingga kini masih jarang pengendara yang membayar parkir meter sendiri. Hampir lebih dari dua tahun, para pengendara masih mengandalkan petugas parkir setempat untuk membayar biaya parkir.
Baca: "Enggak Pernah Bayar Parkir Meter Sendiri, soalnya Ada Petugas yang Bantu"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.