Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Parkir Meter di Kalijodo Hanya Pajangan..."

Kompas.com - 24/04/2017, 16:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak lima terminal parkir elektronik (TPE) atau alat parkir meter terpasang di kawasan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Jakarta Barat. Hanya saja, tak ada parkir meter yang berfungsi.

Contohnya saja ketika Kompas.com mencoba menempelkan kartu uang elektronik di alat parkir meter yang terpasang di dekat pintu masuk RPTRA Kalijodo.

Kompas.com mencoba membayar tarif parkir menggunakan parkir meter. Namun, tak ada respon dari layar alat tersebut.

Biasanya, jika warga sudah menempelkan kartu uang elektronik, akan ada tulisan yang tertera di layar alat parkir meter. Termasuk pilihan berapa lama waktu parkir di kawasan tersebut.

"Ah.. Ini mah alatnya (parkir meter) cuma pajangan doang. Saya tadi juga coba, tapi enggak bisa dipakai," kata Herman, salah seorang pengunjung Kalijodo, Senin (24/4/2017).

Sementara itu, Suyatno, pengunjung lainnya, mengaku tak mengetahui kegunaan parkir meter. Ia baru tahu ada mesin berbentuk balok panjang berwarna merah dan berfungsi sebagai parkir.

Baca: Juru Parkir Liar Kuasai RPTRA Kalijodo

Suyatno yang merupakan warga Bogor ini mengaku sudah dua kali mengunjungi Kalijodo. Selama dua kali itu pula, Suyatno tak membayar parkir melalui parkir meter.

"Bayarnya ya lewat tukang parkir. Kalau bawa motor suka ditarikin tarif Rp 5.000," kata Suyatno.

Rencananya, lima alat parkir meter itu akan dicabut. Hal itu disebabkan karena banyak warga yang tidak membayar parkir dengan menempelkan kartu uang elektronik mereka di alat parkir meter.

"Jadi saat dievaluasi, (pemasangan parkir meter) tidak efektif karena ternyata masih repot, dan mereka yang parkir di sana padat berantakan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah, kepada wartawan, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (17/4/2017).

Dengan demikian, lanjut dia, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah menyarankan agar parkir meter dicabut dan diganti dengan gate. Gate akan dipasang di pintu masuk dan keluar RPTRA Kalijodo.

Baca: Tak Efektif, Parkir Meter di RPTRA Kalijodo Dicabut

Tarif parkir yang dikenakan bagi kendaraan bermotor berlaku progresif. Sedangkan, tarif ini tidak berlaku bagi mobil atau motor atau bus wisata yang hanya melintasi kawasan Kalijodo.

"Jadi kami ganti pakai gate. Sepanjang 15 menit pertama, kami tidak pungut apa-apa untuk parkir," kata Saefullah.

Adapun lima alat parkir meter ini diluncurkan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersamaan dengan peresmian RPTRA Kalijodo pada 22 Februari lalu.

Kompas TV Setelah diresmikan Pemprov DKI, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, mulai diminati pengunjung. Tidak hanya bagi penduduk sekitar, tapi juga warga dari luar Kalijodo.Ruang publik terpadu ramah anak Kalijodo, menawarkan banyak daya tarik bagi para pengunjung. Ini dikarenakan fasilitasnya cukup lengkap. Tidak hanya menyediakan arena bermain bagi anak dan remaja, tapi juga fasilitas bagi dewasa serta manula, untuk sekedar menghabiskan waktu. Arena bermain papan seluncur, menjadi pusat perhatian pengunjung. Terutama dari penggemar olahraga skateboard dan sepeda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com