Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Enggak Nyangka Banget Dia Tega Culik Anak Saya"

Kompas.com - 20/05/2017, 14:39 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tri Anggun tak kuat menahan air matanya lantaran tak menyangka IY, tukang pijit yang sudah dia kenal puluhan tahun tega menculik bayinya berinisial AVS yang baru berusia dua minggu.

Parahnya, IY berniat menjual buah hatinya seharga Rp 5 juta untuk melunasi hutang yang tengah membelitnya. Tri mengaku sudah menganggap IY seperti saudara kandungnya sendiri. Namun, perlakuan IY terhadap dirinya sudah tidak dapat ditolerir lagi.

"Saya sudah kenal dia (IY) hampir 20 tahunan. Saya enggak nyangka banget dia tega culik anak saya," ujar Tri sambil terisak di Mapolres Metro Jakarta Barat, Sabtu (20/5/2017).

Tri menjelaskan, keluarganya sudah sangat mempercayai IY. Atas dasar itu, saat IY bermain di rumahnya di Jalan Prepedan, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (15/5/2017) lalu dia pun tak menaruh curiga kepada wanita paruh baya itu.

Ternyata, saat Tri dan buah hatinya sedang tertidur, IY malah menculik buah hatinya. Ia meminta kepada polisi untuk menghukum IY seberat-beratnya.

Baca: Terbelit Utang, Tukang Pijit Ini Culik Bayi Tetangganya untuk Dijual

"Saya bener-bener enggak terima. Anak saya masih dua minggu udah diculik," kata Tri.

Tak lupa, Tri mengucapkan rasa terimakasihnya kepada aparat kepolisian yang telah menemukan anaknya.

Dia tidak bisa membayangkan, jika anaknya dijual dan akhirnya tidak bisa berkumpul lagi dengan Tri dan keluarganya.

Baca: Korban Isu Penculikan, Pria Ini Tewas Dihakimi Massa saat Antar Beras untuk Anaknya

IY menculik AVS lantaran tengah terbelit hutang kepada rentenir. Ia hendak menjual AVS senilai Rp 5 juta untuk melunasi hutangnya.

Akibat ulahnya, IY terancam dijerat Pasal 83 juncto Pasal 76 F UU RI No 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU RI No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun.

Kompas TV Diduga Komplotan Penculik Anak, Pria Ini Dikeroyok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com