Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang di Pasar Takjil Benhil Bayar Rp 3 Juta untuk Sewa Lapak

Kompas.com - 01/06/2017, 14:41 WIB
Dea Andriani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan pedagang takjil di kawasan Pasar Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat, harus membayar iuran dan biaya sewa lapak untuk bisa berdagang di lokasi baru, yakni di atas lahan kosong yang akan dijadikan Benhil Central.

Hasan (50), seorang pedagang takjil yang menjual beragam jenis gorengan dan kue basah, mengaku membayar Rp 25.000 per hari untuk iuran keamanan dan kebersihan di lokasi tersebut.

Adapun meja yang dia gunakan untuk berdagang dikenakan biaya sewa Rp 3 juta untuk penggunaan selama 30 hari.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Pedagang takjil menjajakan dagangannya berupa hidangan untuk berbuka puasa di lahan kosong sebelah tempat penampungan sementara Pasar Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta, Senin (5/6/2017). Pasar Ramadhan ini mulai buka sekitar pukul 11.00 sampai dengan buka puasa.

“Itu (iuran dan sewa) dibayarin ke pengelola sini, dari Forum Pemuda Benhil (FPB). Dari tahun lalu juga itu orang-orangnya sama, bedanya sekarang ada buat sewa meja,” ujar Hasan, kepada Kompas.com, Rabu (31/5/2017).

(baca: Ramadhan Tahun Ini, Pasar Takjil Benhil Tak Lagi Bikin Macet)

Menurut dia, iuran dan biaya sewa tersebut tidak membebankan pedagang karena sepadan dengan lokasi baru yang lebih teratur.

Adapun Hasan dan istrinya merupakan warga Mangga Besar, dan sudah berjualan takjil setiap Ramadhan di pasar takjil Benhil sejak beberapa tahun lalu.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Warga membeli makanan untuk berbuka puasa di lahan kosong sebelah tempat penampungan sementara Pasar Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta, Senin (5/6/2017). Pasar Ramadhan ini mulai buka sekitar pukul 11.00 sampai dengan buka puasa.

Ditemui terpisah, Ketua Forum Pemuda Benhil (FPB) Medi menjelaskan bahwa seluruh biaya sewa dari pedagang dialokasikan untuk operasional, pengaturan parkir, dan keamanan lahan berjualan tersebut.

“Sebelumnya izin ke pengembang karena ini kan lahan proyek, selama belum dipakai kami izin (menggunakan). Tadinya sempat enggak bisa, tapi karena kami bilang biar di luar enggak macet, baru dibolehin,” ujar Medi.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, terdapat beberapa alat berat sedang tak beroperasi dan terparkir tidak jauh dari lokasi tenda-tenda pedagang takjil.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Pedagang takjil menjajakan dagangannya berupa hidangan untuk berbuka puasa di lahan kosong sebelah tempat penampungan sementara Pasar Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta, Senin (5/6/2017). Pasar Ramadhan ini mulai buka sekitar pukul 11.00 sampai dengan buka puasa.

Dari total 75 lapak dagang yang tersedia, hingga kini sudah sekitar 50 lapak yang terisi. Pedagang yang hendak berjualan bisa mendaftarkan diri kepada FPB sambil menyertakan kartu tanda penduduk (KTP).

“Kami udah kasih tau pedagang jangan pakai zat berbahaya. Nanti juga ada dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang ngecek, rencananya Jumat ini ada yang datang,” ujar Medi.

Kompas TV Dinas Kesehatan Makassar Gelar Sidak Takjil di Pasar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com