JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Satpol PP DKI Jakarta Hidayatullah, Senin (5/6/2017), mengatakan, butuh 600 petugas pengamanan yang terdiri dari petugas Satpol PP dan kepolisian untuk menertibkan kembali bangunan liar di bawah kolong tol yang berdekatan dengan RPTRA Kalijodo di Jakarta Barat.
Ia mengatakan hal itu menyusul perlawanan yang dilakukan warga saat Satpol PP hendak menertibkan kawasan itu pada Jumat pekan lalu. Saat itu, ada kurang lebih 200 warga yang menghalangi petugas Satpol PP yang hendak menertibkan hunian liar tersebut. Sejumlah warga bahkan ada yang membawa senjata tajam.
Ketika itu sebanyak 200 personel Satpol PP diturunkan. Namun, petugas terpaksa ditarik mundur karena situasi yang tidak kondusif.
"Mereka hampir 200. Paling tidak (butuh) 600 petugas. Analisa kekuatan supaya jangan ribut 1 banding 3," ujar Hidayatullah saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Baca juga: Warga Bawa Golok, Satpol PP Pun Mundur dari Kolong Tol Kalijodo
Ia mengatakan, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk persiapan penertiban yang rencananya akan kembali dilakukan pekan depan.
Bangunan liar semi permanen kembali memadati kawasan kolong Tol Pluit di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Tahun lalu, aparat gabungan dari Pemprov DKI telah membongkar banguan liar di tempat yang sama.
Kolong tol itu berada di seberang RPTRA Kalijodo. Rata-rata bangunan tersebut terbuat dari tripleks tetapi berlantai semen dan keramik. Bangunan itu berderet menjadi tiga barisan. Rata-rata bangunan semi permanen berbentuk gubuk itu berukuran mulai dari 3x3, 3x4, sampai 3x5 meter persegi. Namun, ada juga beberapa bangunan yang sebagian dindingnya sudah terbuat dari batako.
Jalan di depan gubuk-gubuk itu pun tidak beraspal. Ada pula bangunan-bangunan liar di sana yang difungsikan sebagai warung.
Baca juga: Djarot Khawatir Bangunan Liar di Seberang RPTRA Kalijodo Jadi Tempat Prostitusi