Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grab Pelajari Keunikan Lokal Indonesia untuk Kembangkan Sistem

Kompas.com - 07/06/2017, 18:08 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Grab, perusahaan penyedia jasa aplikasi untuk transportasi, telah membuka pusat riset di Jakarta, tepatnya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Mei 2017. Melalui pusat riset ini, Grab akan meneliti sejumlah hal, salah satunya mengenai budaya transportasi yang berkaitan dengan pengembangan layanan perusahaan itu ke depan.

"Research and development sangat penting bagi kami. Keberadaan pusat riset dipastikan untuk memperkuat posisi Grab dalam melayani konsumennya di Indonesia," kata Co-founder Grab, Hooi Ling Tan, dalam sesi wawancara dengan Kompas.com di Hotel JW Marriot, Singapura, Selasa (6/6/2017).

Hooi menjelaskan, layanan Grab di sejumlah negara yang ada di Asia Tenggara berbeda-beda. Perbedaan dilakukan karena menyesuaikan kebutuhan pengguna di tiap negara. Dia mencontohkan, tidak ada layanan GrabBike di Singapura, karena lebih banyak mobil pribadi dan taksi yang beredar di jalan.

Di Indonesia, Grab melihat ada kekuatan komunitas dari pengendara sepeda motor yang pada akhirnya melahirkan layanan GrabBike.

"Kami sudah punya pusat riset lain di Seattle (Amerika Serikat) dan di Ho Chi Minh (Vietnam). Kami mendapat banyak ilmu dari sana, lalu ilmu tersebut kami aplikasikan untuk layanan lokal di Asia Tenggara," kata Hooi.

Baca juga: Grab Luncurkan Layanan Baru yang Permudah Orang Dapat Ojek Online

Sampai saat ini, Grab telah memiliki total enam pusat riset yaitu di Jakarta, Seattle, Ho Chi Minh, Singapura, Beijing, dan Bangalore di India. Selain mengenal budaya transportasi di negara yang jadi pasar Grab, pusat riset juga tengah merumuskan model pembayaran non-tunai yang cocok bagi konsumen.

Pembentukan pusat riset Grab di Jakarta dilakukan dengan mengakuisisi Kudo, platform e-commerce online untuk offline (O2O) di Indonesia.

Kudo memungkinkan konsumen Indonesia yang belum memiliki akses ke layanan perbankan untuk berbelanja secara online. Kudo sendiri telah memiliki sekitar 400.000 agen terdaftar di 500 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia yang menghubungkan konsumen dengan pedagang dan penyedia jasa online.

Ke depan, Grab akan memanfaatkan jaringan agen itu untuk memperluas jumlah penumpang, mitra pengemudi, serta metode pembayaran non-tunai via GrabPay.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com