Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Akan Lanjutkan Rencana ERP dan Kawasan Larangan Sepeda Motor

Kompas.com - 15/06/2017, 18:22 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta Sandiaga Uno berjanji pemerintahannya akan melanjutkan rencana penerapan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) dan mempertahankan kawasan larangan sepeda motor. Sandi menyatakan rencana penerapan ERP masuk dalam program kelompok kerjanya.

"Jadi akan kami lanjutkan. Kalau ada kesulitan untuk kerja sama dengan swastanya ya pemerintah aja yang ngerjain," kata Sandi di Muara Karang, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (15/6/2017).

Sementara untuk kawasan larangan sepeda motor, Sandi berjanji akan memperluas dari yang ada saat ini. Namun hal itu akan dilakukan setelah ia mampu memenuhi janji kampanyenya di bidang transportasi, salah satunya menjamin tarif flat Rp 5.000 untuk semua jenis angkutan dan jurusan atau OK-Otrip.

"Kalau misal layanan sudah bagus dan transportasi umum, dari transjakarta dan ada OK-Otrip, mungkin kami bisa kaji ulang. Kaji ulang artinya diperluas," ujar Sandi.

Rencana penerapan ERP di Jakarta muncul sejak awal era pemerintahan Gubernur Joko Widodo. Pada 2014, ada dua perusahaan yang sudah melakukan uji coba. Namun sampai saat ini ERP belum juga diterapkan karena adanya masalah pada proses lelang. Rencananya ERP akan diterapkan di jalan-jalan protokol, seperti Jalan Sudirman, MH Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat, Gatot Subroto dan Rasuna Said.

Lihat juga: Soal ERP, Djarot Nilai Tak Boleh Ada Sistem yang Belum Teruji di Jakarta

Sementara kawasan larangan sepeda motor diberlakukan pada awal masa pemerintahan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, tepatnya pada Desember 2014. Rencananya kawasan larangan bermotor diberlakukan dari Medan Merdeka Barat, Thamrin hingga ujung Jalan Sudirman di Bundaran Senayan.

Sejauh ini, yang telah diberlakukan baru dari Medan Merdeka Barat, Thamrin hingga Bundaran HI. Sebelum mundur, Ahok menyatakan larangan sepeda motor baru akan diperluas saat layanan angkutan umum di Jakarta sudah lebih baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com