Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembahasan soal Gedung Tertinggi se-Asia Tenggara di Jakarta Ditunda

Kompas.com - 16/06/2017, 19:01 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta, Jumat (16/6/2017), menggelar rapat Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) terkait permohonan pihak Sudirman Central Business District (SCBD) untuk membangun Signature Tower. Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah mengatakan, pembahasan tersebut kemudian ditunda karena pihak SCBD belum memaparkan kajian daya dukung soal sarana dan prasarana.

"Tadi ditunda dulu menunggu paparan daya dukung," ujar Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat.

Menurut Saefullah, panduan rancang kota atau urban design guidelines (UDGL) proyek tersebut telah selesai. Namun, Pemprov DKI Jakarta meminta Gramahas Adisentosa (anak usaha Danayasa Arthatama) sebagai pemilik gedung untuk memaparkan daya dukung sarana dan prasarana terlebih dahulu.

"Terkait daya dukung sarana prasarana, khususnya airnya, limbahnya, karena itu 111 lantai," kata dia.

Pembangunan gedung yang digadang-gadang tertinggi se-Asia Tenggara itu perlu memerhatikan ketersediaan air. Pemprov DKI Jakarta tidak ingin pembangunan gedung tersebut mengganggu lingkungan sekitarnya hingga kekurangan air.

Pada saat pemaparan soal daya dukung sarana dan prasarana nanti, Pemprov DKI Jakarta juga akan mengundang Polda Metro Jaya. Sebab, pembangunan Signature Tower bersinggungan dengan lahan Polda Metro.

"Karena lahan Polda itu dijadikan sebagai satu area perencanaan dengan SCBD," kata Saefullah.

Signature Tower, kata Saefullah, akan dibangun sebagai tempat perkantoran, apartemen, hotel, dan mal. Signature Tower merupakan calon pencakar langit pertama di Indonesia yang masuk kategori megatall versi Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH).

Ketinggiannya mencapai 638 meter. Gedung jangkung milik Grahamas Adisentosa ini dirancang oleh Smallwood, Reynolds, Stewart, Stewart and Associates Inc. (SRSSA). Mereka menggandeng mitra lokal Pandega Desain Weharima.

Estimasi biaya untuk membangun Signature Tower mencapai 2 miliar dollar atau setara Rp 19,8 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com