Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Lebih Banyak Pedagang Minang di Pasar Tasik Tanah Abang?

Kompas.com - 23/06/2017, 16:53 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com –
Di lantai lima pusat perbelanjaan Thamrin City, Jakarta Pusat, terdapat segmen yang dikenal dengan Pasar Tasik. Sesuai penyebutan, mayoritas perlengkapan busana muslim yang dijual di sana merupakan produksi asal Tasikmalaya, Jawa Barat.

Namun, berbeda dengan asal daerah barang didatangkan, ternyata hampir semua penjual di sana malah berasal dari minang, Sumatera Barat.

Fadli, salah seorang penjual kerudung dan pasmina, mengatakan orang Tasik—pedagang asal Tasikmalaya—sendiri kebanyakan hanya menjadi supplier saja. Adapun penjualnya malah mayoritas berasal dari minang.

“Lihat saja tuh, dari depan sampai ke belakang sana, semuanya orang minang yang jualan,” ujarnya saat ditemui Kompas.com, Rabu (22/6/2017).

Kata dia, pedagang asal Tasik memang maish ada. Hanya saja jumlahnnya tak begitu banyak.

Fadli sendiri berasal dari Pariaman. Ia mengaku sudah berjualan di sana sejak empat bulan lalu. Sebelum ke Jakarta, dia juga sempat berdagang di kota asalnya, tetapi kurang berhasil.

Auzi Amazia Pengunjung Pasar Tasik Thamrin City pada Kamis (22/06/2017) tampak lebih sepi mendekati hari lebaran.

“Enak cari uang di Jakarta, pangsa pasarnya lebih besar. Kalau lagi ramai, sehari bisa dapat hingga Rp 20 juta,” ucap Fadli.

Pendapat tersebut juga diakui oleh Jun, penjual kerudung asal Bukit Tinggi. Dia sudah berdagang di Pasar Tasik selama lebih kurang lima tahun. Sebelumnya, ia bekerja sebagai pegawai di salah satu kantor di Jakarta.

Mengaku pendapatan yang diterima lebih besar dari berdagang, Jun tak mau lagi bekerja kantoran.

“Berdagang itu lebih bebas dan lebih menguntungkan. Makanya orang Padang yang sudah jualan di sini mengajak keluarga besarnya untuk berdagang juga,” kata dia.

Jun melanjutkan, pedagang asal minang punya kebiasaan untuk memberi modal kepada saudaranya agar ikut berjualan di Jakarta. Mereka tidak menganjurkan anggota keluarga untuk bekerja sebagai pegawai karena dirasa kurang bebas.

Hingga dua hari jelang lebaran, pedagang-pedagang asal minang masih semangat menjajakan dan mengobral dagangannya. Kebanyakan dari mereka pun memilih untuk tidak mudik.

Sementara itu, sepengamatan Kompas.com, beberapa toko milik pedagang asal Tasikmalaya justru tutup karena para pedagangnya sudah pulang kampung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com