Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HKBP Berharap Janji Direalisasikan

Kompas.com - 26/09/2010, 14:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak jemaat HKBP Pondok Timur Indah (PTI) di Mustika Jaya, Kota Bekasi, berharap kepada pihak Pemkot Bekasi segera merealisasikan janji pembangunan gereja di atas tanah fasos PT Timah di Mustika Sari milik pemerintah. Pasalnya, lokasi Gedung bekas OPP di Jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur, dianggap terlampau jauh dengan rumah jemaat.

"Kami mohon jangan lama-lama," ucap Samosir (48), jemaat yang tinggal di kompleks PTI kepada Kompas.com, Minggu (26/9/2010), seusai ibadah. "Tolong cepat direalisasikan janjinya," tambah Tambunan (46), jemaat lain.

Samosir mengatakan, jauhnya jarak gedung dari rumah membuatnya sedikit kesulitan lantaran ia harus membawa serta dua anak yang masih kecil. Selain itu, gedung tak dapat menampung seluruh jemaat. "Tempatnya enggak memadai, sangat panas di dalam. Ini baju saya basah semua. Tapi apa pun keadaannya, kita tetap mensyukuri," jelas dia.

Pantauan Kompas.com, ibadah yang berlangsung sekitar dua jam berjalan dengan khidmat. Tidak ada gangguan dari kelompok penentang pembangunan gereja seperti yang kerap terjadi ketika mereka beribadah di lahan kosong di Ciketing. Khotbah diberikan oleh Pendeta Sirait kepada 300-an jemaat. Puluhan polisi berjaga-jaga di luar gedung.

Saor Siagian, penasihat hukum HKBP, mengatakan, pihaknya akan kembali melakukan pertemuan dengan pihak pemda pekan ini untuk membicarakan pembangunan gereja tanah fasos PT Timah dengan luas sekitar 2.500 meter persegi. Tanah itu bagian dari sekitar 3 hektar tanah milik pemda. Untuk saat ini, pihaknya menyerahkan seluruhnya tentang realisasi pembangunan itu.

"Mereka (jemaat) ingin merasakan beribadah dengan tenang dulu, tapi kami sangat berharap segera dibangun," ucap Saor.

Seperti diberitakan, kisruh jemaat HKBP PTI sudah berlangsung lama. Awalnya, mereka beribadah di rumah yang dijadikan gereja di Jalan Puyuh Raya. Pemkot Bekasi lalu menyegel rumah itu. Jemaat lalu membeli tanah di Jalan Asem. Namun, kelompok yang mengatasnamakan warga selalu menolak mereka beribadah di sana. Puncaknya, penatua Sihombing dan Pendeta L Simanjuntak dianiaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com