Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tak Mau Buru-buru Naikkan Tarif Angkutan di Jakarta

Kompas.com - 22/06/2013, 15:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Meski pemerintah pusat telah menetapkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi menjadi Rp 6.500 untuk bensin dan solar Rp 5.500, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum menentukan kenaikan tarif angkutan umum di Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan Pemprov DKI Jakarta akan kembali bertemu dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI dan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) untuk membahas tarif angkutan umum awal pekan depan.

"Kita sudah ketemu hari Jumat kemarin, nanti Senin atau Selasa kita ketemu lagi dengan Organda dan DTKJ. Kalau semua data rincian kenaikan tarif itu sesuai, ya mungkin tarif akan disesuaikan," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Sabtu (22/6/2013).

Yang terpenting, kata dia, penyesuaian tarif angkutan umum nantinya tidak akan memberatkan masyarakat. Saat ini, mantan Wali Kota Surakarta itu masih melakukan kalkulasi terhadap komponen yang mengalami kenaikan harga untuk menentukan tarif angkutan umum.

Saat pertemuan kedua kalinya pekan depan, ia meminta Organda memberikan rincian terkait dengan komponen yang berpengaruh. Angka kalkulasi dari Organda, DTKJ, maupun Pemprov DKI Jakarta akan diperhitungkan kembali.

"Saya minta agar ada rincian yang detail. Kemarin sudah diberikan angka, tapi angkanya dari mana? Mesti ada kalkulasi dan perhitungan yang jelas," kata Jokowi.

Ia memperkirakan, pada Rabu (26/6/2013) pekan depan, tarif angkutan umum yang baru, akan diumumkan. Sebab dirinya tidak ingin berlama-lama dalam menentukan keputusan. Terlebih harga BBM sudah resmi naik pada Sabtu (22/6/2013) ini.

Sebelumnya Organda mengusulkan kenaikan tarif angkutan umum sebesar 30 persen. Selain komponen kenaikan BBM, kenaikan suku cadang juga menjadi alasan pengajuan kenaikan tarif tersebut.

Kenaikan tarif untuk ekonomi diusulkan menjadi Rp 2.600 dari semula Rp 2.000. Sementara untuk non ekonomi seperti Kopaja AC, dari tarif semula Rp 5.000 menjadi Rp 6.500.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com