Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/07/2013, 10:43 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan memaklumi jika ada hambatan dalam penerapan sistem baru tarif progresif kereta listrik (KRL) commuter line.

Hal itu disampaikan Dahlan terkait adanya penumpukan penumpang di Stasiun Depok Baru dan Bogor, Senin (1/7/2013). Penumpukan penumpang terjadi akibat mesin pembaca tiket yang bekerja lamban. Menurut Dahlan, tidak ada yang salah dengan mesin, tetapi hanya penumpang yang belum terbiasa.

"Dalam waktu satu minggu pasti ada yang masih kagok. Jangan karena satu-dua orang kagok, terus ditulis di Twitter sehingga PT KAI mundur," kata Dahlan dalam acara peresmian e-ticketing dan tarif progresif, Senin pagi di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.

Dahlan berharap, dengan semakin murahnya harga tiket KRL, banyak masyarakat yang berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Dengan begitu, kemacetan Jakarta pun akan segera hilang.

"Modernisasi perilaku masyarakat dimulai hari ini. Masyarakat tradisional harus berperilaku modern. Keluar-masuk stasiun menggunakan kartu dan inilah yang dilakukan di negara maju," ujar Dahlan.

Hari ini merupakan hari pertama pemberlakuan e-ticketing dan tarif progresif dalam layanan KRL commuter line. Dengan tarif progresif, penumpang akan dikenai biaya berdasarkan jarak. Penumpang membayar Rp 2.000 per lima stasiun dan Rp 500 per tiga stasiun berikutnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang

    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    F-Gerindra DKI Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis dan Pertahankan KJMU

    F-Gerindra DKI Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis dan Pertahankan KJMU

    Megapolitan
    Pengedar Gagal Selundupkan Narkoba di PN Depok karena Ketahuan Petugas

    Pengedar Gagal Selundupkan Narkoba di PN Depok karena Ketahuan Petugas

    Megapolitan
    Polisi Kerahkan 3.355 Personel Gabungan Kawal Demo di DPR dan KPU RI

    Polisi Kerahkan 3.355 Personel Gabungan Kawal Demo di DPR dan KPU RI

    Megapolitan
    Pengadilan Sita Narkoba yang Diselundupkan Ahmad Syahroni ke PN Depok Pakai Nasi dan Gorengan

    Pengadilan Sita Narkoba yang Diselundupkan Ahmad Syahroni ke PN Depok Pakai Nasi dan Gorengan

    Megapolitan
    Pencuri Brankas Rumah di Ciracas Tersenyum Usai Beraksi, Terekam CCTV

    Pencuri Brankas Rumah di Ciracas Tersenyum Usai Beraksi, Terekam CCTV

    Megapolitan
    Tarif Tol Jakarta-Yogyakarta untuk Mudik Lebaran 2024

    Tarif Tol Jakarta-Yogyakarta untuk Mudik Lebaran 2024

    Megapolitan
    Geledah Klinik Dokter Gadungan di Bekasi, Polisi Sita Jas Dokter dan Obat-obatan

    Geledah Klinik Dokter Gadungan di Bekasi, Polisi Sita Jas Dokter dan Obat-obatan

    Megapolitan
    Dishub Bogor Bakal Pekerjakan Sopir Angkot Konvensional ke Angkot Listrik

    Dishub Bogor Bakal Pekerjakan Sopir Angkot Konvensional ke Angkot Listrik

    Megapolitan
    Pemprov DKI Buka Posko KJMU di Setiap Wilayah, Berikut Daftarnya

    Pemprov DKI Buka Posko KJMU di Setiap Wilayah, Berikut Daftarnya

    Megapolitan
    Polisi Tangkap Dokter Gadungan di Bekasi, Praktik sejak 2019

    Polisi Tangkap Dokter Gadungan di Bekasi, Praktik sejak 2019

    Megapolitan
    Maling Brankas di Ciracas Panjat Pagar dan Bobol Pintu Rumah Pakai Linggis

    Maling Brankas di Ciracas Panjat Pagar dan Bobol Pintu Rumah Pakai Linggis

    Megapolitan
    Dishub Siapkan Diklat bagi Calon Sopir Angkot Listrik di Bogor

    Dishub Siapkan Diklat bagi Calon Sopir Angkot Listrik di Bogor

    Megapolitan
    Demi Hapus Rasa Sepi, Sudarman Jadi Marbut Masjid di Usia Senja

    Demi Hapus Rasa Sepi, Sudarman Jadi Marbut Masjid di Usia Senja

    Megapolitan
    'Mama Mau Pergi Demo Dulu, demi Masa Depan Kalian...'

    "Mama Mau Pergi Demo Dulu, demi Masa Depan Kalian..."

    Megapolitan
    Ada 8 Kasus DBD di RSUD Tamansari, 6 Pasien di Antaranya Anak-anak

    Ada 8 Kasus DBD di RSUD Tamansari, 6 Pasien di Antaranya Anak-anak

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com