Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penolak MRT Sindir Basuki lewat Youtube

Kompas.com - 17/07/2013, 07:49 WIB
Sonya Suswanti

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com —
Masyarakat Peduli MRT masih tetap pada pendiriannya untuk menolak adanya MRT layang. Mereka pun menyindir Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melalui Youtube.

Alex Taroreh, perwakilan Masyarakat Peduli MRT, menyatakan, diunggahnya video berjudul "Ahok: Emang Gue Pikirin MRT, Pusat aja gendeng bikin PT MRT..." tidak bermaksud mendiskreditkan kepemimpinan Jokowi dan Ahok. Mereka hendak mengingatkan bahwa para pemimpin tidak sekadar mengumbar janji ketika kampanye.

"Membuat keputusan cepat tanpa ditindaklanjuti oleh action dengan perencanaan yang matang sehingga berkesan sebagai pencitraan," tulis pemilik akun Peduli MRT di Youtube.

"Banyak masyarakat mengira bahwa MRT jakarta minimal akan sebagus Malaysia bahkan ada yang mengira akan seperti Singapore dan Hongkong yang terhubung dengan baik ke mall. Station yang bersih dan jauh lebih baik dari KRL. Memiliki kendaraan Feeder ke tujuan tertentu."

Pemilik akun tersebut meminta para simpatisan Jokowi dan Ahok menanggapi video tersebut dengan bijak.

"Jika simpatisan belum pernah berkunjung dari Blok M hingga Lebak Bulus, hendaknya tidak berkomentar yang negatif. Mungkin harus ditanyakan kepada Pak Jokowi dan Ahok, peran Hatta Rajasa, Budiono dan Beberapa pejabat yg ikut memutuskan Tight loan 10 tahun yang lalu?" tulis pemilik akun tersebut.

"Sebagai gambaran, Ketinggian Blok M ke Lebak Bulus rata2 30-40 Meter dari permukaan laut dan tidak pernah banjir seperti daerah Sudirman dan Thamrin. Dan Blok M s/d Lebak Bulus bisa menjadi kawasan seperti Orchard Road jika direncanakan dengan Subway, krn Simatupang sudah menjadi area Gedung perkantoran. Jika Dibangun MRT Layang, Estetika Jl Fatmawati akan tidak baik. MRT dengan Tight loan adalah suatu bentuk pinjaman model tengkulak."

"Sampai saat Video ini di Upload, belum ada Dokumen Amdal yang di buka untuk public. Design MRT Station belum juga dipaparkan secara publik. Hanya bentuk animasi yg tidak menggambarkan secara jelas, lingkungan di Station. Fasilitas Station, seperti P3k, Lift untuk orang berkebutuhan khusus, Parkir, Trotoar di sekitar station dll sama sekali tidak terlihat."

"Pak Jokowi dan Pak Ahok, seharusnya berani menentang pemerintah pusat untuk mengevaluasi proyek MRT ini untuk re-tender dan disesuaikan dengan perkembangan Jaman."

"Masyarakat Peduli MRT telah mengunjungi Tokyo, Hong Kong, Singapore dan Bangkok. Kami tidak hanya sekedar demo atau mempertanyakan Amdal, tetapi kami tinjau langsung sistem
di negara2 yang menggunakan Standard Gauge. (cuplikan video kunjungan anggota masyarakat MRT tersedia dalam channel ini)."

"Biarkan lah Video ini menjadi saksi atau Term of Reference agar Masyarakat ikut mengontrol pembangunan MRT agar seperti yang di harapkan."

Pembangunan MRT Layang dari Blok M ke Lebak bulus, akan bernasib seperti Cikini Gondangdia, Gambir, Juanda, Sawah besar dan Kota, jika tidak direncanakan dengan baik."


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com