Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mana BLSM untuk Keluarga Ini?

Kompas.com - 24/07/2013, 02:03 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Satu keluarga korban banjir di Kampung Pulo, Jakarta Timur, tidak mendapatkan bantuan langsung masyarakat sementara (BLSM). Padahal, keluarga itu sangat membutuhkannya.

"Saya mah enggak dapat (BLSM)," ujar kepala keluarga itu, Beni (34).

Beni adalah warga RT 001RW 005, Kampung Pulo. Ia tinggal bersama istri, tiga orang anak, dan mertua laki-laki di rumah berukuran 4 x 6 meter persegi.

Rumah itu memang memiliki dua lantai. Namun pada saat banjir seperti sekarang, keluarganya berkumpul di lantai dua. Antara rumah Beni dan Kali Ciliwung hanya dipisahkan sebuah rumah, yang bentuk dan ukurannya tak jauh berbeda dari rumah Beni.

Satu keluarga itu menggantungkan hidup pada istri Beni, yang bekerja sebagai penjual pepes teri dan oncom di dekat sebuah sekolah di kawasan itu.

Beni sudah tak bekerja selama delapan bulan terakhir karena katarak. Mertua Beni sudah terlalu tua untuk bekerja. Sementara itu, anak-anaknya masih duduk di bangku sekolah dasar. Dua orang di kelas II, dan satu lagi kelas IV.

Ketika ditanya soal ibu mertua, Beni mengatakan bahwa sang ibu meninggal karena sakit, tak tertolong karena banjir pada 2007.

"Kita terjebak banjir. Susah keluar. Satu-satunya cara lewat genting-genting orang. Akhirnya kita keluar semua. Mungkin enggak kuat, jadi (ibu) dibawa ke rumah abangnya. Setelah itu masuk ke RS Budi Asih, dan malamnya meninggal," tutur Beni.

Mengenai BLSM, Ketua RT 001 RW 005 Tullah mengatakan, pendataan calon penerima BLSM tidak dikoordinasikan dengan pengurus RT. Menurutnya, jika ia dilibatkan dalam pendataan calon, maka Beni dan warga yang membutuhkan akan mendapatkan BLSM.

"Ini enggak, tahu-tahu datang kantor pos ngasih surat. RT-nya saja enggak tahu, jadi enggak ada laporan (data penerima BLSM)," terang Tullah.

"Saya pernah konfirmasi, pihak kelurahan bilang tidak tahu-menahu. Masalah pembagiannya, masalah yang di kantor pos mana. Sosialisasi enggak ada. Jadi istilahnya bantuan ini saya rasa enggak tepat sasaran. Yang seharusnya dapat, enggak dapat," tambahnya.

Di RT 001 RW 005 Kampung Pulo terdapat 90 kepala keluarga. Lebih dari separuhnya masuk kategori kurang mampu secara ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com