"Saya rasa preman enggak ada, itu adalah (warga) dari luar," kata Ucu seusai buka bersama Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah, Senin (6/8/2013) malam.
Kalaupun ada preman, dia berjanji akan turun tangan menghapus pengutip uang pedagang kecil itu. Menurutnya, keberadaan preman di Tanah Abang hanyalah kerjaan pihak-pihak yang ingin menjelek-jelekkan Tanah Abang.
Dewan penasihat Ikatan Keluarga Besar Tanah Abang (IKBT) itu juga mengatakan, sekecil-kecilnya pemuda Tanah Abang, semiskin-miskinnya orang Tanah Abang, masih bisa berdagang kambing atau menjadi jagal kambing.
"Kalau dikatakan banyak preman Tanah Abang, (itu) bohong. Apa artinya jadi polisi? Tangkep-tangkepin saja itu yang enggak benar," kata Ucu.
Pada Kamis (1/8/2013), Polda Metro Jaya meringkus 48 preman yang beroperasi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Saat salah seorang dari mereka digeledah polisi, ditemukan uang sejumlah Rp 1,65 juta di kantongnya. Pria itu mengaku bahwa uang tersebut hasil pungutan dari sopir dan sebagai juru parkir selama setengah hari operasi. Di kawasan Tanah Abang, dia menjadi juru parkir liar. Dia juga menjadi timer kopaja.
Harian Warta Kota menyebutkan, dalam sepekan terakhir, para preman bisa mengumpulkan setidaknya Rp 3 juta dari pedagang kaki lima. Jumlah tersebut didapat dalam dua periode, Rp 1,5 juta sebelum Lebaran dan separuhnya lagi seusai Idul Fitri.
Jumlah preman di kawasan Tanah Abang diperkirakan sekitar 300 orang. Pada Lebaran kali ini, mereka akan mendapat bagian Rp 3 juta sampai Rp 10 juta per orang sebagai "tunjangan hari raya" tahun 2013.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.