Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Jalan Sabeni Tak Setuju Relokasi Rumah Jagal Tanah Abang

Kompas.com - 12/08/2013, 18:32 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga di sekitar Jalan Sabeni, Kelurahan Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, belum mengetahui rencana relokasi rumah potong hewan di Pasar Blok G Tanah Abang ke kawasan tersebut. Hingga kini, warga belum mendapatkan sosialisasi dari perangkat RT/RW maupun lurah tentang rencana itu.

"Ada sih pasar kambing di atas, selain itu enggak ada. Soal rumah jagal itu, malah kita enggak tahu," ujar Ujang, warga setempat, Senin (12/8/2013).

Hal senada juga disampaikan oleh Acin, warga sekaligus pedagang di Pasar Lontar, Jalan Sabeni Tanah Abang. Demikian pula dengan Rahma, pemilik warung di depan pasar itu. Rahma mengatakan, tadi pagi Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah menilik pasar dan permukiman Jalan Sabeni hingga ke Sungai Sabeni. Sama seperti warga lain, ia pun tak tahu maksud Saefullah meninjau kawasan tersebut.

"Belum dengar (relokasi rumah jagal). Saya malah baru dengar ini, belum ada sosialisasi dari RW-nya," ujar Yanti. Wati, warga yang biasa berdagang kaki lima di Tanah Abang.

GOOGLE MAPS Peta kawasan Jalan Sabeni, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.


Meski belum mengetahui rencana pemindahan rumah jagal ke kawasan tersebut, warga kurang sepakat rumah jagal dipindah ke tempat tersebut. Warga mengatakan, memang ada lahan kosong di Pasar Lontar. Namun, karena kondisi Jalan Sabeni miring dan menurun ke arah permukiman warga, mereka khawatir limbah pemotongan hewan akan mencemari permukiman warga dan Sungai Sabeni. Lagi pula, sungai tersebut sudah penuh sampah.

Wati, warga yang sudah 30 tahun berdagang di Tanah Abang, mengerti betul kondisi warga di belakang Pasar Blok G, yang selama ini menjadi tempat rumah jagal. Ia mengatakan, limbah pemotongan hewan itu mengalir, mengering, hingga membentuk gumpalan di saluran air. Ketika hujan tiba, banjir membuat warga di sekitar Pasar Blok G terkena dampak limbah tersebut.

"Kalau di bongkaran, di situ cocok, enggak ngeganggu warga, masuknya ke kali. Kalau di sini sama saja, ganggu warga juga," kata Wati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com