JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Sumber Daya Alam dan Mineral Kementerian Pekerjaan Umum Muhammad Hasan memastikan bahwa pembangunan tanggul raksasa di pantai utara Jakarta akan mulai dilakukan pada 2014. Meski demian, masih ada kendala dalam pembangunan giant sea wall itu.
"Insya Allah tanggul laut itu tahap pertamanya kita akan groundbreaking pertengahan tahun depan," ujar Hasan seusai bertemu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balaikota Jakarta, Jumat (6/9/2013).
Hasan yakin bahwa pembangunan tanggul raksasa di pantai utara Jakarta itu dapat mencegah terjadinya banjir rob akibat perubahan cuaca ekstrem yang melanda dunia.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku pelaksanaan pembangunan harus dipercepat. Ia mengatakan, pembangunan harus bertepatan dengan musim panas agar penyelesaian konstruksinya berkualitas bagus.
"Kita kejar-kejaran loh, level air laut itu semakin tinggi. Air tanah di sana setiap tahun turun, turun, turun, turun terus," kata Jokowi.
Ide pembangunan giant sea wall muncul pada masa kepemimpinan Gubernur DKI Fauzi Bowo. Tanggul raksasa ini dibangun untuk menanggulangi banjir, khususnya di sisi utara Jakarta, hingga seribu tahun ke depan. Tanggul ini juga difungsikan untuk mencegah terjadinya banjir rob yang lebih besar serta sebagai sumber air bersih. Selain Pemprov DKI Jakarta, pembangunan giant sea wall akan melibatkan berbagai instansi terkait, seperti Kementerian PU dan Bappenas.
Fauzi Bowo pernah melibatkan Pemerintah Belanda dalam perancangan proyek itu karena Belanda telah berpengalaman dalam membuat bendungan. Ada jalan melingkar serta pusat pertumbuhan ekonomi baru di atas tanggul itu.
Sebelum prediksi rob di seluruh pantai utara Jawa terjadi, proyek ini harus sudah selesai. Selama proyek giant sea wall belum berjalan, Pemprov DKI dalam waktu dekat membangun pabrik penjernihan air di Curug, Karawang, Jawa Barat. Proyek ini merupakan solusi jangka pendek memenuhi kebutuhan air bersih Jakarta, sementara solusi jangka panjang adalah membangun tanggul raksasa. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.