Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sopir Truk yang Dikawal Bripka Sukardi

Kompas.com - 11/09/2013, 15:55 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak enam truk bermuatan alat rel eskalator berangkat dari tempat muat barang di Pelabuhan Tanjuk Priok, Jakarta Utara, Selasa (10/9/2013) sekitar pukul 21.30 WIB. Rombongan truk inilah yang dikawal Bripka Sukardi, anggota Ditpolair Baharkam Polri, yang tewas ditembak pelaku tak dikenal di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa malam.

Dalam perbincangan dengan Kompas.com di depan Rasuna Tower, salah seorang sopir rombongan tersebut, menceritakan awal perjalanan sebelum terjadinya peristiwa penembakan. Pengemudi truk dengan nomor polisi B 9014 UPA ini mengatakan, dia berada pada jejeran kelima truk yang dikawal oleh Sukardi. "(Korban) ngawal dari Priok untuk lewat ke sini (Rasuna Tower)," katanya, Rabu siang.

Ia menuturkan, Sukardi tidak mengawal keenam truk itu sejak truk berangkat dari lokasi bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Iring-iringan truk baru bertemu Sukardi di daerah Plumpang, Jakarta Utara.

"Langsung tahu dia di Plumpang, dia suruh nunggu situ. Begitu dia datang, langsung dikawal," ujar dia.

Setelah mereka bertemu, konvoi truk kemudian dikawal melintasi rute Jalan Yos Sudarso-Cempaka Putih-Pramuka-Senen-Manggarai-Pasar Rumput-Kuningan. Setiap truk dikemudikan oleh sopir yang ditemani seorang kernet. Hanya satu truk yang tidak ada kernetnya.

Konvoi itu berjalan pelan dengan pengawalan Sukardi. Sopir tersebut mengatakan, ia tidak mengenal korban dan hanya mengetahui korban yang mengawal konvoi truk. Menurut dia, posisi Sukardi kadang di depan iring-iringan truk, kadang di belakang mereka untuk memastikan tidak ada truk yang tertinggal.

Namun, ia tidak bisa memperkirakan apakah ada orang atau pengendara sepeda motor yang bisa dicurigai sebagai pelaku penembakan tersebut. Selama perjalanan, banyak sepeda motor yang melintas di jalan itu.

Saat memasuki Jalan Rasuna Said di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, ia terkejut karena rombongan konvoi truk berhenti secara mendadak. Ia turun dan melihat banyak orang berlarian ke depan iring-iringan truk.

Awalnya, dia mengira ada kecelakaan lalu lintas. Namun, beberapa saat kemudian, dia baru mengetahui bahwa Sukardi telah ditembak. "Jam 12 malam itu kita dipanggil ke Polda. HP diminta polisi semua," ujarnya.

Ia mengatakan, ia tidak melihat kejadian penembakan itu secara detail. Menurutnya, yang mungkin menjadi saksi kejadian adalah sopir truk pada rombongan pertama dan kernetnya. Saat ini, mereka masih menjalani pemeriksaan polisi.

Setelah kejadian itu, para sopir truk berangkat ke Rasuna Tower, tetapi proses pembongkaran muatan truk batal dilakukan. Tak berselang lama, anggota Jatanras Polda Metro Jaya tiba dan membawa sopir tersebut untuk diperiksa kembali. Petugas tersebut turut membawa seorang sopir lain yang tengah beristirahat di dalam truk yang terparkir di samping Rasuna Tower.

Ketika Kompas.com berusaha mengonfirmasikan hal tersebut kepada pengelola maupun penanggung jawab pembangunan Rasuna Tower, petugas keamanan setempat tidak memberikan izin. Pantauan Kompas.com, keenam truk tersebut masih diparkir di lokasi tersebut dan masih memuat utuh rel eskalator yang belum diturunkan.

Lihat juga foto: Isak Tangis di Pemakaman Bripka Sukardi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com