Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menata Kali Cipinang untuk Cegah Banjir

Kompas.com - 23/09/2013, 07:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melanjutkan penataan kawasan di pinggir Kali Cipinang untuk mencegah banjir. Selain membongkar bangunan liar di bantaran kali, pemerintah juga berencana meninggikan tanggul dan membangun jalan inspeksi di pinggir sungai itu.

Minggu (22/9/2013), sebanyak 25 rumah di pinggir Kali Cipinang yang berada di wilayah RW 011 Kelurahan Kramatjati, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, dibongkar.

Meski merupakan bangunan liar, sebagian besar rumah yang dibongkar merupakan bangunan permanen dengan tembok terbuat dari batu bata. Beberapa rumah bahkan berlantai dua dan sudah ditempati warga sejak puluhan tahun lalu.

Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tata Air Jakarta Timur Jati Waluyo menyatakan, pembongkaran dilakukan untuk mengembalikan lebar Kali Cipinang sesuai dengan kondisi aslinya sehingga banjir bisa dicegah.

"Ini merupakan pembongkaran yang kedua setelah sebelumnya di Kecamatan Jatinegara," katanya ketika ditemui di lokasi pembongkaran.

Selama ini, menurut Jati, keberadaan rumah warga mempersempit lebar Kali Cipinang. Penyempitan ini membuat sungai tersebut tidak maksimal menampung air. Akibatnya, sejumlah daerah dekat dengan aliran sungai itu jadi langganan banjir.

"Dalam jangka pendek, kami ingin mengembalikan lebar sungai ini sesuai kondisi awalnya, yakni selebar 7 meter sampai 8 meter. Namun, dalam jangka panjang, sungai ini akan diperlebar hingga 20 meter," ungkap Jati.

Pemerintah juga hendak meninggikan tanggul Kali Cipinang untuk mencegah air sungai meluap ke permukiman warga. Pada tahap awal, peninggian dilakukan di tanggul sepanjang 200 meter yang berada di RW 011 Kelurahan Kramatjati. Di wilayah itu, tanggul yang semula 1 meter ditinggikan menjadi 1,5 meter.

Selain itu, pemerintah juga berencana membangun jalan inspeksi sungai di pinggir Kali Cipinang. Jalan itu berfungsi sebagai jalur masuk bagi petugas pemeliharaan sungai, termasuk untuk lewat alat-alat berat yang akan mengeruk endapan di dalam sungai. Lebar jalan tersebut biasanya sekitar 5 meter.

Tanpa kompensasi

Menurut Jati, penataan kawasan pinggiran sungai tidak hanya dilakukan di wilayah Kramatjati, tetapi juga di kecamatan lain di Jakarta Timur. "Total ada 20 titik di 10 kecamatan di Jakarta Timur yang kami tata, antara lain di daerah Palad, Kecamatan Pulogadung," ujarnya.

Camat Kramat Jati Dian Purfanto mengatakan, 25 rumah yang dibongkar itu dibangun di atas tanah milik negara sehingga pemerintah tidak memberikan kompensasi atas pembongkaran tersebut. "Warga juga setuju, kok, beberapa malah berinisiatif membongkar sendiri," tuturnya.

Berdasarkan pantauan Kompas, pembongkaran dilakukan secara manual oleh belasan petugas Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Timur. Tak ada perlawanan dari pemilik rumah.

Sejumlah warga menyatakan, meski keberatan dengan pembongkaran itu, mereka tak kuasa menolak. "Mau gimana lagi kalau pemerintah sudah bilang harus dibongkar. Kami hanya bisa pasrah," kata Yanto (32), pemilik rumah dua lantai di daerah itu.

Santoso (43), warga lain, berharap bisa mendapatkan jatah rumah susun seperti masyarakat wilayah lain di Jakarta.

"Kalau bisa ada rumah susun, kami mau. Tapi, kalau enggak ada, ya, terpaksa ngontrak," katanya. (K02)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com