Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jam Wajib Belajar Bakal Diuji Coba di Rusun

Kompas.com - 24/09/2013, 23:55 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudi Mulyanto akan mempertimbangkan rumah susun (rusun) di Jakarta sebagai salah satu tempat uji coba penerapan jam wajib belajar bagi pelajar.

"Ya ide itu sangat bagus. Mungkin kita akan coba di rumah susun," ujar Taufik kepada wartawan di Balaikota Jakarta, Selasa (24/9/2013).

Menurut Taufik, lingkungan di rumah susun sangat memungkinkan diberlakukannya jam wajib belajar bagi anak. Selain ruang lingkup yang kecil serta tingkat kepadatan penduduk yang teratur, lingkungan di rusun memungkinkan pengawasan atas anak berjalan baik.

Uji coba penerapan kebijakan tersebut diketahui akan dilakukan di dua RT di masing-masing lima wilayah Jakarta. Namun, Taufik belum bisa memastikan di lokasi mana saja penerapan uji coba penerapan kebijakan bagi kebaikan para pelajar itu.

"Belum tahu di rusun mana, di RT mana, sampai saat ini masih dalam tahap persiapan," lanjut Taufik.

Hingga saat ini, kebijakan tersebut masih dalam persiapan dengan melibatkan siswa, komite sekolah, guru, tokoh agama, dan sebagainya. Rencananya, Oktober 2013 mendatang, kebijakan itu akan diujicobakan masing-masing di dua RT di lima wilayah pemerintah kota di Jakarta.

Pemberlakuan jam wajib belajar anak mencuat menyusul kasus kecelakaan di Tol Jagorawi, beberapa waktu lalu. AQJ atau Dul (13), putra pasangan artis yang sudah bercerai, Ahmad Dhani dan Maia Estianty, mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi pada tengah malam mengakibatkan insiden kecelakaan dan menewaskan enam orang lainnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com