Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Maut Senayan, Tersangka Tancap Gas hingga 100 Km Per Jam

Kompas.com - 25/09/2013, 17:47 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Satu dari dua rekan David (23), pelaku kecelakaan maut di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta, mengakui kecepatan David sempat mencapai 100 kilometer per jam.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, dua rekan David, yakni Arnold dan Elen, telah dimintai keterangannya, Selasa (24/9/2013) malam. Saat kejadian, rekan David bernama Elen mengaku sedang tertidur.

"Kalau Arnold mengaku kecepatannya antara 90 hingga 100 kilometer (km) per jam," kata Rikwanto di kantornya, Rabu (25/9/2013).

Sesaat setelah kejadian, kata Rikwanto, David diketahui hampir dihakimi massa yang berada di sekitar lokasi kejadian. Beruntung, dia cepat diamankan oleh sejumlah warga lainnya yang juga berada di lokasi kejadian.

Sejauh ini, lanjut Rikwanto, selain memeriksa Arnold dan Elen, polisi juga memeriksa empat  saksi lainnya. Mereka adalah Frans Januar Indra, Akbarsyah, Ruli, dan Rizky.

"Mereka adalah orang-orang yang berada di lokasi. Ada yang pejalan kaki ataupun yang sedang duduk-duduk," kata Rikwanto.

Sebelumnya, pada Senin (23/9/2013), Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Chrysnanda Dwi Laksana mengatakan, jika dilihat dari kerusakan mobil, setidaknya kecepatan mobil David masih di bawah 100 km per jam.

Chrysnanda juga mengatakan, hasil tes yang dilakukan di Badan Narkotika Nasional terhadap urine dan darah David, dia negatif dari pengaruh narkoba ataupun minuman beralkohol.

Sementara itu Ronny Talapessy, pengacara dari Fikri Rahmadoni (22), salah satu korban tewas, meragukan hasil penyidikan polisi yang menyatakan David tidak terindikasi narkoba ataupun minuman keras.

Padahal, kata Ronny, tak lama seusai kejadian, banyak saksi mata yang melihat David dalam kondisi tidak sadarkan diri dan bertelanjang dada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com