Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lawan" Inpres Pengupahan, Buruh Ancam Demo dan Mogok Kerja

Kompas.com - 02/10/2013, 14:47 WIB
Sonya Suswanti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Inpres Pengupahan yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat penolakan dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Penolakan itu akan dilakukan dengan demo besar-besaran sepanjang Oktober 2013 di beberapa wilayah di Indonesia, dan mogok nasional.

Said Iqbal, Presiden KSPI, mengatakan, Inpres tersebut bertentangan dengan UU No 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan. KSPI juga akan menarik seluruh Dewan Pengupahan dari wakil buruh sebagai perlawanan.

Ia menilai dengan terbitnya inpres tersebut dapat dijadikan alat bagi pengusaha hitam untuk mempertahankan rezim upah murah. Inpres tersebut dianggap merusak mekanisme penetapan upah minimum sesuai UU Ketenagakerjaan. Dan dengan hal tersebut memicu akan diadakannya Mogok Nasional Jilid 2.

"Dalam kondisi perekonomian global yang buruk, seharusnya SBY hati-hati dalam mengeluarkan kebijakan untuk menjaga situasi kondisi ekonomi yang dapat menyebabkan krisis ekonomi," kata Said dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (2/10/2013).

KSPI bersama aliansi lainya berencana melakukan aksi besar-besaran menolak Inpres tersebut. Aksi tersebut akan dimulai dari Jawa Tengah pada 3 Oktober, dilanjutkan aksi di Jawa Timur pada 5 Oktober, di Sulawesi Utara pada 10 Oktober dan aksi menduduki Kemenakertrans pada 23-25 Oktober 2013 untuk menuntut revisi Permenakertrans No 19 Tahun 2012.

Selain itu, akan diadakan Long March Anyer-Panarukan dengan motor. KSPI juga menyiapkan mogok nasional 3 hari berturut-turut dari 28-30 Oktober 2013. Jika pemerintah tetap melaksanakan Inpres, maka akan dilakukan penarikan anggota pengupahan untuk walk out dari rapat-rapat dewan pengupahan.

Gubernur DKI juga diminta membatalkan penangguhan upah yang tidak sesuai dengan prosedur. Dan mendesak pengusaha membayar rapel atas upah yang ditangguhkan sejak Januari hingga Oktober.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com