Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Bayaran Mengaku Disuruh Suami Siri Holly

Kompas.com - 16/10/2013, 07:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah seorang anggota kelompok pembunuh bayaran yang menghabisi Holly Angela Hayu Winanti, yakni Surya Hakim (37), menyebut-nyebut mendapat order dari G, yang disebut-sebut sebagai suami siri korban.

Pengakuan Surya Hakim ini, kata sumber Warta Kota di kepolisian, terungkap saat tersangka menjalani pemeriksaan beberapa saat setelah ditangkap di sebuah tempat di Karawang, Jawa Barat. Dari dialah angka Rp 250 juta sebagai upah komplotan pembunuh bayaran terungkap.

Untuk mengonfrontasi keterangan tersangka ini, polisi memanggil G, pejabat eselon I di Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Yang bersangkutan, menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Slamet Riyanto, diharapkan memenuhi panggilan polisi di Mapolda Metro Jaya, Rabu (16/10/2013) ini.

Kombes Slamet Riyanto yakin G akan datang memenuhi panggilan sebagai saksi dalam kasus pembunuhan Holly. Menurut Kombes Slamet Riyanto, pejabat tersebut akan datang karena sangat berkepentingan untuk memberikan keterangan atau konfirmasi untuk membuktikan bahwa dia tidak terlibat kasus pembunuhan ini.

"Karenanya kami yakin dia akan datang," katanya di Jakarta, Selasa (15/10/2013).

Menurut Kombes Slamet Riyanto, keterangan G sangat diperlukan untuk mengonfirmasi semua fakta yang didapat polisi dan untuk kemudian dikonfrontasi dengan keterangan salah seorang tersangka. Di antaranya informasi bahwa G adalah suami siri Holly, yang dapat dilihat dari banyaknya foto-foto dia bersama Holly berdasarkan temuan di kamar apartemen korban, serta keterangan salah seorang tersangka yang menyatakan bahwa ia mengenal G dan diperintahkan olehnya.

"Semua informasi dan keterangan tersangka akan dikonfirmasi kepada G," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com