Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut PD Pasar Jaya Jawab Tudingan "Ndak Bener" Jokowi

Kompas.com - 24/10/2013, 08:57 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PD Pasar Jaya Djangga Lubis menampik seluruh tudingan ketidakberesan yang dialamatkan pada institusinya terkait revitalisasi Pasar Onderdil Tanah Abang Bukit, Jakarta Pusat. Dengan tegas, Djangga mengungkapkan bahwa PD Pasar Jaya telah menjalankan revitalisasi sesuai prosedur.

Pertama, yakni soal izin revitalisasi pasar yang menurut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo belum sampai ke mejanya. Djangga menampik hal tersebut. Sebab, izin revitalisasi telah diberikan beberapa bulan yang lalu kepada Gubernur pada saat rapat antar-pimpinan (rapim) di Balaikota.

"Sudah izin ke Gubernur waktu kita rapim dulu. Memang kan urusan Gubernur sangat banyak, beliau enggak hapal satu per satu," ujar Djangga kepada wartawan pada Rabu (23/10/2013).

Kedua, soal pemalsuan tanda tangan persetujuan pedagang onderdil agar bersedia direlokasi dari bangunan empat lantai tersebut ke Pasar Petojo Ilir, Jakarta Pusat. Menurut Djangga, tudingan itu tidak memiliki dasar. Sebab, dari 182 pedagang onderdil, 80 orang di antaranya telah bersedia pindah ke tempat usaha yang baru.

"Pemalsuan tanda tangan itu pidana, silakan itu laporkan kalau ada. Yang jelas, kita enggak aneh-aneh, sesuai prosedur. Ya, memang tidak 100 persen setuju, tapi kita terus sosialisasi," ujarnya.

Ketiga, soal biaya sewa tempat usaha di tempat baru yang disebut-sebut pedagang terlampau tinggi, yakni Rp 7 juta di lantai satu, Rp 5 juta di lantai dua, dan Rp 3 juta di lantai tiga setiap bulannya. Djangga menyebut pedagang salah paham. Menurutnya, nilai itu adalah nilai sewa tempat usaha di Petojo Ilir bagi pedagang lama, bukan bagi pedagang onderdil.

Rencana revitalisasi

Djangga menjelaskan, hak pakai Pasar Onderdil Tanah Abang Bukit yang memiliki empat lantai dan berdiri di lahan seluas 2.002 meter persegi itu telah habis sejak tahun 2004. Oleh sebab itu, PD Pasar Jaya berencana merevitalisasi dengan merobohkan dan melakukan pembangunan ulang untuk menjadikannya sebagai pasar modern dan hotel.

"Jadi kita mix. Pedagang onderdil kita pindahkan, kita bangun pasar tekstil agar seragam dengan kawasan Tanah Abang. Di atasnya, hotel," ujarnya.

Pemindahan pedagang onderdil ke Petojo Ilir pun beralasan. PD Pasar Jaya melihat tidak ada keuntungan yang masuk dari keberadaan para pedagang onderdil lantaran sepi konsumen. Tercatat, dalam sebulan, PD Pasar Jaya hanya terima uang sewa Rp 6 juta hingga Rp 7 juta dari pedagang.

PD Pasar Jaya, lanjut Djangga, telah memberi kemudahan bagi pedagang. Di tempat yang baru, para pedagang tak dikenakan biaya sewa hingga enam bulan. "Kalau perlu kita gratis," ujar Djangga.

Namun, Djangga membenarkan bahwa meski para pedagang belum setuju, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan pihak ketiga, yakni kontraktor. Dia pun memastikan akan mulai mengerjakan revitalisasi ini setelah pedagang keluar gedung.

Sebelumnya, sejumlah pedagang Pasar Onderdil Tanah Abang Bukit, Jakarta Pusat, mengeluhkan adanya tindak kecurangan yang dilakukan oleh PD Pasar Jaya. Keluhan itu berupa pemalsuan tanda tangan persetujuan pedagang agar pindah ke tempat relokasi, uang sewa yang terlampau mahal, serta relokasi itu sendiri, yang terkesan dipaksakan. Keluhan itu disampaikan saat Gubernur DKI Joko Widodo meninjau pasar, Rabu siang kemarin.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tampaknya juga mencium ketidakberesan rencana PD Pasar Jaya dalam merevitalisasi Pasar Onderdil Tanah Abang Bukit, Jakarta Pusat. Dalam waktu dekat, dia akan memanggil Djangga demi meminta penjelasan persoalan di sana. "Dipanggillah, orang ndak bener gini," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com