Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Camat Pulogadung Sesalkan Warga Ria Rio yang Menolak Relokasi

Kompas.com - 24/10/2013, 22:05 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Camat Pulogadung Teguh Hendrawan menyesalkan sikap warga Ria Rio, Kampung Pedongkelan, Pulogadung, Jakarta Timur, yang tidak mengikuti program relokasi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak awal.

Saat ini, tercatat ada 284 kepala keluarga (KK) yang masih menetap di atas lahan yang diklaim milik keluarga Adam Malik.

Teguh menyatakan, sejak awal warga sudah diajak untuk pindah ke Rusun Pinus Elok, melalui sosialisasi beberapa kali. Namun mereka yang mendiami lahan yang disebut milik keluarga Adam Malik itu tetap saja bertahan di lokasi tersebut.

"Sejak awal sudah kita ajak untuk pindah. Kan saya bilang waktu relokasi, kapan lagi mau disiapin rumah dengan fasilitasnya," kata Teguh, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/10/2013) malam.

Akan tetapi, warga kini malah beralasan tidak diberikan surat pengantar dari RT setempat. Kalau pun warga tidak dapat surat pengantar dari RT, lanjutnya, bisa langsung kita fasilitasi oleh pihak kecamatan. 

"Kalau mau sama kayak yang pertama, kenapa tidak dari kemarin," ujar Teguh.

Selain itu, lanjut dia, sejak batas waktu pengosongan lahan pada 29 September 2013 kemarin, pihaknya sudah menyediakan kunci bagi warga Ria Rio untuk pindah. Warga juga diberikan uang kerohiman Rp 4 juta rupiah dengan fasilitas lengkap pada rusun. Namun mereka tetap saja masih bertahan di lokasi.

Sejumlah warga, lanjut Teguh, kemudian diberikan batas waktu hingga 14 Oktober 2013 untuk pindah ke rusun Pinus Elok. Pihaknya bahkan sudah berkoordinasi dengan Dinas Perumahan dan menyebutkan masih tersedia sekitar 300 unit di rusun Pinus Elok.

Kendati demikian, tidak ada warga yang menyusul pindah hingga batas waktu yang diberikan tersebut hingga saat ini. Sejumlah unit rusun yang tersisa pun, kini sudah ditempati warga relokasi dari daerah Taman Burung, Pluit, Jakarta Utara.

"Sekarang sudah tidak tersedia," ujar Teguh.

Oleh karenanya, lanjut Teguh, warga yang akan ditertibkan kali ini tidak akan mendapat uang kerohiman seperti yang diberikan kepada warga yang direlokasi beberapa waktu lalu, termasuk tempat tinggal rusun. Kecuali jika memang ada kebijakan lainnya bagi warga tersebut.

"Saya sudah bicara sama perwakilan warga, kalau dia mau ikut, saya sudah kordinasi dengan Dinas Perumahan itu nanti ada di bulan Desember," ujar Teguh. "Kalau mereka mau, kita kasih Rp 1 juta. Sembari nunggu dari Dinas Perumahan, kita kasih kontrakan dulu untuk sampai Desember. Kalau dia berharap ada fasilitas seperti kemarin, sudah tidak ada," jelas Teguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com