JAKARTA, KOMPAS.com
- Setahun sudah pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama memimpin DKI Jakarta. Sebelum dilantik keduanya berjanji untuk segera ”tancap gas” membenahi Ibu Kota republik ini. Sejak hari pertama menjabat, pasangan ini langsung bekerja.

Gubernur dengan gaya blusukan-nya mencoba mengurai masalah di masyarakat. Sementara Basuki mencoba membenahi birokrasi.

Setahun berjalan, arah perubahan pun mulai dirasakan warga. Sejumlah aksi konkret diwujudkan di lapangan. Sebut misalnya normalisasi Waduk Pluit dan Waduk Ria-Rio serta relokasi pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang dan Pasar Minggu.

Normalisasi waduk bertujuan mengurangi dampak banjir yang selalu mengancam Jakarta. Hal ini dilakukan dengan membongkar hunian liar dan memindahkan penghuninya ke rumah susun. Adapun PKL yang selama ini menjadi biang kemacetan karena menyesaki Jalan Kebon Jati, dipindahkan ke Pasar Tanah Abang Blok G.

Alhasil, kawasan waduk yang dahulu kumuh, sekarang berubah menjadi taman dengan berbagai fasilitas pendukung. Relokasi PKL pun membuahkan kelancaran lalu lintas di kawasan Tanah Abang.

Namun penataan waduk dan relokasi pedagang masih menyisakan beberapa pekerjaan. Perlu upaya berkelanjutan untuk menjaga warga rusun tidak kembali ke kawasan kumuh pasca-masa sewa gratis. Juga perlu terus dikawal agar PKL tidak kembali menyita badan jalan.

Tentunya waktu satu tahun masih sangat singkat untuk membenahi berbagai persoalan Jakarta yang kompleks. Kemacetan lalu lintas dan tidak tersedianya angkutan massal yang nyaman dan aman bagi warga harus segera diatasi. Jabatan gubernur dan wakil gubernur masih empat tahun. Kita tunggu saja apa yang akan terjadi di Jakarta dalam waktu 4 tahun ke depan.

(Wisnu Widiantoro)