Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

23 Tahun Menghilang, Narkoba Isap Itu Muncul Lagi

Kompas.com - 11/11/2013, 16:52 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Narkoba yang dinamakan LSD ditemukan polisi setelah keberadaannya hampir 23 tahun tidak lagi ditemukan di Indonesia. LSD merupakan narkoba berbentuk kertas, yang digunakan pemakai dengan cara dimasukkan ke dalam mulut. lalu mencair dan menimbulkan efek seperti penggunaan narkoba umumnya.

Direktur Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Arman Depari menuturkan, LSD diketahui pernah berada di Indonesia pada 1990. Sekilas dari wujudnya, LSD tampak tidak berbahaya karena hanya berbentuk kertas. Namun, nyatanya, efek yang ditimbulkan, menurut Arman, sama berbahaya dengan narkoba jenis lainnya.

"LSD bentuknya hanya berupa kertas. Tetapi, ini golongan narkoba yang cukup berbahaya," kata Arman dalam jumpa pers di Gedung Direktorat IV Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Mabes Polri, Cawang, Jakarta Timur, Senin (11/11/2013).

LSD berbentuk lembar persegi berukuran sekitar 10 x 10 cm dengan isi sekitar 100 potongan kecil yang dapat disobek untuk digunakan. Reaksi yang muncul, ungkap Arman, sama dengan narkotika lainnya, yakni menyebabkan pengguna mengalami depresi dan juga halusinasi, euforia, dan juga kecanduan. Barang haram itu, sebut Arman, memiliki nama lain, yakni Smile.

"Pada kertas LSD, ada gambar naga terbang. Banyak beredar di Eropa dan Amerika," ujarnya.

Jenis baru lain

Arman menjelaskan, selain LSD, ditemukan pula narkoba jenis baru, yakni methylon dan juga krathom, yang masing-masing memiliki efek sama. Methylon berbentuk tablet, yang apabila dilihat secara fisik bentuknya seperti obat biasa.

"Tetapi, sama berbahayanya dengan narkoba jenis lainnya," kata dia.

Sementara krathom, lanjutnya, berasal dari golongan tanaman. Efeknya menimbulkan ketergantungan.

"Zat ini masuk dalam golongan yang jarang digunakan, tetapi punya dampak yang sama antara lain menimbulkan halusinasi dan euforia," ujarnya.

Menurut Arman, tiga jenis narkoba tersebut masuk dalam tujuh daftar narkoba yang dipublikasikan oleh badan narkoba PBB, UNODC, pada tahun 2013 ini. Dari tujuh daftar tersebut, lima di antaranya ditemukan di Indonesia. Lima golongan yang telah ditemukan tersebut ialah narkoba golongan syntetic khatinone atau syntetic methampethamina, yakni methylone, golongan phenethyalamines atau syntetic halusinogen, yaitu LSD, golongan tanaman dasar, yakni krathom, golongan ketamine, dan golongan piperazine. Sementara itu, dua golongan yang belum ditemukan di Indonesia ialah syntetic cannabinoid atau ganja sintesis dan golongan aminoidanes.

"Dua golongan jenis itu belum ditemukan karena sifatnya sintetik dan jarang digunakan di sini," papar Arman.

Ia mengingatkan mengenai bahaya dari narkoba jenis baru tersebut. "Kita mau agar masyarakat mengetahui dan waspada bahwa ada narkoba jenis baru yang mungkin belum dikenal," katanya.

Ketiga jenis baru narkoba tersebut merupakan pengungkapan dari berbagai kasus yang berbeda. Salah satu yang berjenis LSD merupakan pengungkapan dari kasus di Lapas Cipinang. Tersangkanya adalah HM (41). Dia mendapat 4 lembar LSD dari seorang buronan (DPO) berinisal ET.

"Tersangka HM memperoleh 4 lembar LSD dari ET di halaman Lapas Cipinang," kata Arman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com