Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Preman Pasar Induk Kramatjati Ditangkap

Kompas.com - 13/11/2013, 14:37 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Enam orang yang diduga sebagai preman di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, ditangkap. Hal itu merupakan hasil sweeping yang dilakukan petugas Sabhara dari Polres Metro Jakarta Timur, Polsek Ciracas dan Polsek Kramatjati.

Salah seorang tukang parkir yang diamankan petugas, yakni Rahmat (30), mengaku mendapat mandat dari seorang mandor di pasar untuk menarik bayaran dari para sopir truk muat barang yang masuk ke pasar. Tiap sopir truk dipungut bayaran Rp 7.000.

Dia mengaku tidak memiliki pekerjaan lainnya. Kesehariannya hanya bekerja sebagai kuli panggung lepas. "Sehari biasa 50 kupon. Enam ribu buat mandor seribu buat saya," kata Rahmat, di Pos Pol Pasar Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (13/11/2013) siang.

Kapolsek Kramatjati Komisaris Handini menuturkan, kegiata operasi tersebut merupakan bagian dari operasi Cipta Kondisi. "Operasi kita langsungkan untuk menjaring mereka yang tidak ada identitas dan sasaran kita hari ini yaitu preman-preman di pasar," ujar Handini.

Dia menuturkan, operasi yang berlangsung sejak pukul 10.00 tersebut, akan dilakukan hingga pukul 14.00. "Ada 75 personel yang dilibatkan. Sampai saat ini masih berlangsung," ujarnya.

Manajer Pasar Induk Kramatjati Benny Leonard mengatakan, terkait masalah premanisme, pihaknya selalu berkoordinasi dengan kepolisian. Namun, dia mengklaim selama ini situasi di pasar tersebut relatif aman.

"Tetapi kami Pasar Jaya tetap berkordinasi dengan aparat kepolisian," ujar Benny.

Namun, tidak menutup kemungkinan adanya oknum juru parkir tak resmi yang beroperasi ilegal di pasar tersebut dan juga para preman. Benny mengklaim pihaknya menggunakan jasa parkir resmi yang berlaku di pasar tersebut.

"Kami prinsipnya parkir resmi. Kalau ada oknum tertentu, seperti juru parkir, jadi kalau ada orang mau keluar terus di bilang 'terus-terus' dan jual jasa kayak gitu, dia umpet-umpetan ini," tutur Benny.

Dia mengatakan, untuk mengamankan pasar, pihaknya menggunakan pula jasa pengamanan sekuriti yang bertugas di pasar tersebut dengan jumlah total 96 orang. Petugas kemanan itu dibagi menjadi dalam tiga shift.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com